URtrending

Din Syamsuddin: COVID-19 Bukan Azab, Jenazah Jangan Ditolak!

Nunung Nasikhah, Kamis, 2 April 2020 15.22 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Din Syamsuddin: COVID-19 Bukan Azab, Jenazah Jangan Ditolak!
Image: Pemakaman jenazah pasien COVID-19. (Ilustrasi/ANTARA)

Jakarta – Penolakan pemakaman jenazah coronavirus disease (COVID-19) di berbagai wilayah di Indonesia membuat Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin buka suara.

Din mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menolak jenazah COVID=19, sebab mereka meninggal dunia bukan karena azab.

"Jangan lihat jenazah penderita COVID-19 karena azab. Penyakit ini bukan aib yang bisa mengenai siapa saja, setiap lapisan masyarakat," kata Din dalam telekonferensi, Kamis (2/4/2020), seperti dikutip dari Antara.

Din Syamsuddin juga mengingatkan kepada umat Islam bahwa mengurus jenazah hukumnya adalah fardhu kifayah atau kewajiban kolektif.

Jika tidak ada satupun yang mengurus mayat, maka seluruh umat Islam berdosa seluruhnya. Namun jika ada salah satu yang mengurus jenazah, maka semua mendapatkan pahala.

Oleh karena itu, Din mengatakan tidak boleh ada yang tidak mengurus jenazah COVID-19, terlebih menolak pemakamannya. Menurutnya, mengurus jenazah harus dilakukan oleh masyarakat Islam yang masih hidup.

Meski demikian, Din juga menegaskan bahwa prosesi mengurus jenazah COVID-19 sebaiknya tetap menerapkan protokol keselamatan sehingga tidak terjadi penularan virus corona.

"Jenazah agar tetap diurus sesuai protokol kesehatan. Jangan sampai ada sikap menolak seperti diberitakan sudah ada di gerbang pemakaman tapi ditolak karena jenazah adalah penderita COVID-19. Ini yang tidak boleh," tegas mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah tersebut.

Ia juga mengingatkan bahwa persoalan wabah COVID-19 ini tidak bisa dihadapi sendirian karena telah menjadi pandemi dunia sehingga perlu kerja sama dan sinergi lintas pihak.

"Perlu kita hadapi bersama. Perlu elemen bangsa pemerintah, ulama dan masyarakat luas. Harus dihadapi bersama-sama," pungkasnya. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait