URtrending

DLHK Surabaya Punya 3 Stasiun Pemantau Kualitas Udara

Nunung Nasikhah, Jumat, 28 Februari 2020 06.30 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
DLHK Surabaya Punya 3 Stasiun Pemantau Kualitas Udara
Image: SPKU otomatis di Wonorejo, Surabaya, Jawa Timur. (Humas Pemkot Surabaya via Antara)

Surabaya - Berbicara soal kualitas udara, ternyata Kota Surabaya punya tiga stasiun pemantau kualitas udara (SPKU) ambien otomatis guys.

Alat ini bisa digunakan untuk mengukur konsentrasi pencemar udara, suhu udara, kelembapan udara, radiasi, juga arah dan kecepatan angin lho.

Tiga perangkat SPKU ini tersebar di wilayah Wonorejo, Kebonsari, dan Tandes.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya, Agus Eko Supiadi mengatakan SPKU di Wonorejo dan Kebonsari bisa mengukur arah dan kecepatan angin, kelembaban udara, suhu udara, dan radiasi.

Baca juga: Suhu Surabaya Turun 2 Derajat, BMKG: Ini Sangat Fenomenal

"Kedua SPKU ini dapat pula memantau parameter kimia udara seperti NO, NO2, NOx, O3, SO2, CO, PM10," katanya, Jumat (28/2/2020).

Hasil pengukuran SPKU ini berupa Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) yang akan ditampilkan di beberapa monitor yang dipasang Pemkot di pinggir jalanan Surabaya.

Sementara SPKU di Tandes menurut Agus punya keunggulan sendiri.

Bantuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ini kata Agus lebih lengkap, sehingga bisa mengukur konsentrasi PM 2,5, partikel halus di udara yang berukuran 2,5 mikron atau kurang.

Baca juga: Duh! Banjir Jakarta Bikin Perjalanan 5 KA Tujuan Malang dan Surabaya Terlambat

Selain tiga SPKU ini, ternyata Pemkot Surabaya juga punya perangkat portabel yang tersebar di berbagai tempat lho.

Perangkat portabel ini bisa mengukur konsentrasi cemaran PM 10, PM 5, PM 2,5, PM 1, NO, CO, SO2, dan O3.

"Lokasi-lokasi SPKU dan alat uji portabel ini sudah ada panduannya dari Kementerian Lingkungan Hidup dan juga sudah SNI. Jadi, semua yang kami lakukan sudah sesuai peraturan yang ada di Indonesia. Itu artinya, ISPU yang dihasilkan valid," katanya.

Nah, dari data ISPU dan Indeks Kualitas Udara (IKU) yang didapatkan selama 2017 - 2019 inilah diketahui kualitas udara Kota Pahlawan kian membaik.

Seperti halnya yang diungkapkan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati pada Senin (24/2/2020) lalu di Surabaya.

Baca juga: Kbeauty! Peripera Resmi Buka Offline Store Pertama di Surabaya Loh

Agus juga seakat bahwa peningkatan kualitas udara di Surabaya dipengaruhi oleh upaya pemerintah untuk memperbanyak ruang terbuka hijau.

"Selain itu, ada pula program green building, manajemen transportasi yang semakin bagus, serta rutin melakukan uji emisi, hemat energi, dan memperbanyak penggunaan solar cell. Berbagai program itulah yang kemudian mampu mencegah polusi udara di Surabaya, hingga akhirnya kualitas udara terus membaik," papar Agus.

Konsistensi Pemkot Surabaya membangun ruang terbuka hijau setiap tahun ini juga dapat apresiasi dari Kepala Laboratorium Pengendalian Pencemaran Udara dan Perubahan Iklim Departemen Teknik Lingkungan ITS, Dr. Eng Arie Dipareza Syafei.

Sebab menurutnya,membangun ruang terbuka hijau adalah cara efektif memperbaiki kualitas udara.

"Itu sudah sangat bagus untuk mengurangi pencemaran. Konsistensi ini yang harus terus dijaga," katanya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait