URnews

Dubes RI Bakal Dalami Kasus WNI Meninggal di Tahanan Imigrasi Sabah

Nivita Saldyni, Kamis, 30 Juni 2022 17.40 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Dubes RI Bakal Dalami Kasus WNI Meninggal di Tahanan Imigrasi Sabah
Image: Duta Besar RI untuk Malaysia Hermono. (Facebook Indonesian Embassy Kuala Lumpur)

Jakarta - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) memastikan pemerintah memberikan perhatian serius terkait adanya laporan meninggalnya belasan warga negara Indonesia (WNI) di tahanan imigrasi Sabah, Malaysia yang diduga alami penganiayaan.

Duta Besar (Dubes) RI untuk Malaysia Hermono direncanakan mengunjungi Sabah untuk mendalami laporan tersebut.

Hal itu disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah dalam konferensi pers yang digelar secara virtual pada Kamis (30/5/2022). Faizasyah menyebut, Hermono direncanakan bakal bertemu dengan pihak imigrasi Malaysia dan instansi terkait untuk menggali informasi yang komprehensif.

“Pemerintah memberikan perhatian yang sangat serius atas permasalahan ini,” kata Faizasyah.

Faizasyah menambahkan, Kemlu sebelumnya juga telah menemui Pengarah Imigresen Wilayah Sabah dan Jabatan Kesihatan Negeri Sabah (JKNS) Malaysia bersama perwakilan RI. Lewat pertemuan itu, Kemlu telah meminta Malaysia memperbaiki kondisi rumah penahanan tempat 18 WNI meninggal dunia, terutama terkait akses kesehatan dan sanitasi.

Dari pertemuan itu, Kemlu juga sudah mengantongi data WNI yang meninggal dunia di Depot Tahanan Imigresen (DTI) Sabah. Menurut data Imigresen Malaysia, sebanyak 18 orang meninggal selama 2021 dan ada tujuh orang yang meninggal sepanjang Januari - Juni 2022.

Nah Kemlu menjelaskan, data itu sudah sama dengan catatan perwakilan RI yang berisi nama dan penyebab kematian berdasarkan hasil pemeriksaan (post-mortem) dari otoritas rumah sakit setempat. Kesimpulannya, penyebab utama tingginya kematian WNI di DTI Sabah karena keterlambatan pemulangan para deportan akibat pembatasan perjalanan selama pandemi.

Oleh karena itu Kemlu juga meminta supaya proses pemulangan WNI yang bakal dideportasi agar bisa segera dilakukan. Alasannya karena risiko pandemi yang sudah rendah, atas biaya negara.

“Kami telah menggarisbawahi agar tempat detensi memperhatikan segala sesuatu yang menyangkut kesehatan dan keselamatan, tidak hanya menyangkut WNI, tetapi juga banyak warga negara lain,” jelas Faizasyah.

Sementara itu KJRI dan KRI di Sabah juga bakal memperbaiki beberapa hal. Antara lain meningkatkan intensitas kunjungan pemantauan, bantuan logistik pakaian, makanan, obat-obatan, alat-alat kesehatan, dan tes PCR dalam proses pemulangan.

Sebelumnya, Kedutaan Besar Malaysia juga telah memberikan pernyataan resmi. Mereka menyatakan, jumlah WNI yang meninggal di DTI Sabah bukan 149 orang seperti informasi sebelumnya. Melainkan ada 25 orang dengan rincian 17 laki-laki dan satu wanita yang meninggal pada 2021, serta enam laki-laki dan satu perempuan yang meninggal sepanjang Januari - Juni 2022.

"Merujuk pernyataan Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta yang dikutip media pada 27 Juni 2022, terkait total 149 tahanan asal Indonesia yang meninggal dunia di Depot Tahanan Imigrasi di seluruh Sabah. 149 adalah jumlah keseluruhan warga negara asing (WNA) yang meninggal dunia sejak 2021 hingga bulan Juni 2022," beber Kedubes Malaysia.

"Kedutaan Besar Malaysia memohon maaf atas kekeliruan di dalam keterangan berkenaan," pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait