URedu

Menjawab Krisis Digital Talent di Era Industri Digital

Urbanasia, Sabtu, 7 September 2019 12.00 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Menjawab Krisis Digital Talent di Era Industri Digital
Image: Yayasan Startup Digital Indonesia for Urbanasia

Jakarta - Banyak lini makin bersaing ketat dan cepat dalam era digital yang saat ini terus berkembang. Salah satu persaingan yang menjadi pasar industri digital adalah digital talent.

Itulah kenapa SDM alias sumber daya manusia di industri digital memegang peranan penting termasuk dalam industri startup yang semakin masif.

Seperti yang disampaikan oleh para pakar-pakar di industri digital hingga akademisi dalam Forum Group Discussion (FGD) Yayasan Startup Digital Indonesia Kamis kemarin (5/9).

Nggak cuma itu saja, pihak pemerintah seperti Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Kementrian Komunikasi dan Informasi (Kominfo), hingga Kemenko Perekonomian serta Kemenristekdikti.

Baca Juga: Wow, 4 Bos Startup Indonesia Ini Raih Satya Lancana Wira Karya

"Jadi, saat ini memang kebutuhan SDM di dunia digital sangat dibutuhkan cepat oleh industri dan berbeda dengan beberapa tahun lalu. Sehingga, saat ini yang sedang diusahakan oleh regulator adalah perubahan kurikulum di institusi pendidikan dengan bekerjasama dengan belasan lembaga," ujar salah satu pembicara dari Kemenkop.

Akbar, salah satu dosen dari Universitas Gunadarma menyatakan bahwa memang perlu adanya sinergisitas antara dunia pendidikan dengan kebutuhan industri.

"Karena yang terjadi saat ini banyak pihak di instansi pendidikan yang mengejar status dan sertifikat tapi soft-skillnya kurang terasah. Padahal, di luar sana banyak industri yang mementingkan skill itu sendiri dibandingkan kamu itu lulusan apa,"

Karena menurut akademisi ini, banyak perusahaan itu yang saat ini menanyakan adalah keahlian peserta didik dalam menyelesaikan masalah, bukan berasal dari jurusan apa atau lulusan universitas mana.

Selain itu, pihak industri seperti pihak dari Sinarmas, Tani Hub, Youth Manual bicara jika saat ini kita sedang mengalami krisis digital talent.

Baca Juga: Mimpi 1.000 Startup Digital Bisa Cetak Banyak Unicorn

"Yang ada sekarang cara cepatnya adalah memasukkan sebentar talent-talent dari luar negeri untuk mengajari talent kita supaya menyerap ilmunya. Kalo menunggu pemerintah memang itu regulasi jangka panjang. Jika ingin berkembang cepat kita butuh strategi jangka pendek seperti itu," bebernya.

Nggak mau kalah, anak-anak muda dari AIESEC juga buka suara terkait digital talent ini.

"Ya, semuanya mungkin bilang harus ambil dari luar dan sebagainya, padahal saya sendiri sebagai anak muda yang terorganisir dari beragam latar belakang negara, suku dan asal melalui AIESEC bisa menjadi momentum yang tepat dalam memenuhi kebutuhan industri. Anak-anak muda di negeri kita juga banyak kok yang berbakat hanya kurang menemukan industri yang tepat dan lebih seringnya adalah industri kurang mendengar suara anak muda," bebernya.

Healza, Managing Editor dari Urbanasia Media juga angkat bicara masalah anak muda. Ia menilai bahwa anak muda sudah saatnya diberi ruang gerak yang lebih bebas dan diberi kepercayaan besar dalam mengerjakan project-project besar.

"Jangan sampai kita selalu berpikiran kesenioritasan, semuanya harus punya porsi yang sama. Industri harus lebih memberi peran dan kepercayaan kepada anak muda untuk mengerjakan hingga menyelesaikan seluruh problem yang ada. Nantinya, jika ada permasalahan baru yang lebih berpengalaman hanya menjadi fasilitator dan mengarahkan," ungkap dia.

Baca Juga: Mau Bikin Startup? Ini Pesan Penting Para Game Changer

Sementara itu, dalam FGD ini, Ketua Yayasan Startup Digital Indonesia Enda Nasution dan Sekretaris Jenderal Achmad Rouzni Noor II berkomitmen akan menyampaikan seluruh aspirasi pihak-pihak yang terlibat dalam FGD kali ini kepada Presiden RI dan stakeholder yang terlibat.

"Semua ini sudah kami rangkum poin-poin utamanya. Dan nanti akan menjadi landasan pemerintah dalam membuat kebijakan serta industri dalam bergerak di era digital. Jangan lupa juga, setiap minggunya YSDI juga memiliki berbagai topik-topik menarik menuju 100 hari pertama dalam program kerja Jokowi 2019-2024," pungkas Enda.(*)

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait