Para Mahasiswa Ini Temukan Metode Mengajar Bahasa Inggris untuk Tunarungu

Malang - Mengajari bahasa Inggris siswa pada umumnya bisa jadi tak mudah lho. Apalagi mengajar siswa yang tuna rungu.
Keterbatasan dalam mendengar menjadi tantangan tersendiri bagi guru. Terlebih Pengucapan bahasa Inggris berbeda dengan apa yang tertulis.
Sehingga membutuhkan cara untuk menyampaikannya kepada siswa tuna rungu yakni melalui bahasa isyarat.
Permasalahan inilah yang menjadi insipirasi bagi 3 mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) Risa Safira Ramadhani dari jurusan Pendidikan Luar Biasa, Nindya Ayu Rizqianti dari jurusan Pendidikan Luar Biasa dan Nur Nilam Ayu Saputri dari jurusan Sastra Inggris, untuk membantu para pengajar bahasa Inggris bagi siswa tunarungu.
Baca Juga: Mahasiswa Unair Bikin Buku Cerita Suka Duka Masuk Kedokteran, Penasaran?
Berdasarkan penelitian yang mereka temukan, kebanyakan siswa tuna rungu kesulitan melafalkan cara baca (pronunciation) bahasa Inggris secara benar.
“Mereka mengucapkannya sesuai tulisan. Dari situ kami mengembangkan metode Manually Coded English untuk mengajarkan bahasa Inggris kepada anak tunarungu, terutama dalam hal pronunciation,” ungkap Risa Safira Ramadhani.
Penelitian itu dilakukan di kalangan siswa kelas VII di SMP Luar Biasa Yayasan Pendidikan Tunas Bangsa (SMPLB YPTB) selama 4 bulan. Dari situlah muncul penemuan ‘Manually Coded English (MCE) untuk Mengajar Bahasa Inggris Anak Tunarungu’ yang diajukan dalam bentuk Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Lalu bagaimana cara pengajarannya ya?
Risa mengatakan, cara mengajarkan pronunciation bagi siswa tuna rungu ini melalui sebuah media pembelajaran dalam bentuk aplikasi yang dinamai KABITARU atau Kamus Isyarat Bahasa Inggris Tunarungu.
Baca Juga: Wow, Mahasiswa Ini Menjadi Perwakilan Indonesia dalam AMICIF 2019 di Prancis
Di dalam aplikasi ini ada 2 video. Video atas berisi isyarat yang mengajarkan arti dari bahasa Inggrisnya. Sedangkan video bawah berisi isyarat yang mengajarkan cara bacanya.
“Saat ini Kabitaru menampung sekitar sekitar 30 kata seperti materi greeting ada good morning, good afternoon, good evening. Hingga saat ini masih proses penambahan kata,” andas Risa.
Kosakata yang dimasukkan dalam Kabitaru ini berdasarkan Kompetensi Dasar siswa yang diperlukan sesuai dengan tingkatan kelas.
Setelah Kabitaru diterapkan di kelas VII SMPLB YPTB ini, hasilnya cukup memuaskan dan mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada kemampuan pengucapan bahasa Inggris para siswa.
Baca Juga: Keren! Mahasiswa UM Bikin Merchandise Gantungan Kunci Berbasis Aplikasi Edukatif
“Sudah kami coba dan hasilnya anak lebih mudah mempelajari pengucapan bahasa Inggris yang benar,” jelas Risa.
Atas penemuan ini, Risa dan kawan-kawan berhasil menyabet medali emas dalam ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 32 di Bali, beberapa hari yang lalu.
Selamat dan sukses selalu!(*)