Apa Jadinya Jika Tokoh Pewayangan Semar Bertemu Teknologi AI?

Jakarta - Dalam dunia pewayangan Jawa, ada empat serangkai yang selalu mengiringi dan membimbing ksatria. Mereka adalah Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong. Semar menjadi tokoh utama dalam punakawan ini.
Tokoh Semar ini merupakan karakter yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Kemudian muncul pertanyaan, bagaimana jika Semar datang ke masa sekarang dan bersinggungan dengan teknologi AI?
Cerita tentang Semar yang berhadapan dengan dunia futuristik ini akan disajikan oleh Teater Koma dalam pementasan bertajuk ‘Mencari Semar’. Pementasan yang didukung Bakti Budaya Djarum Foundation akan berlangsung pada 13-17 Agustus 2025 di Ciputra Artpreneur.
Sutradara sekaligus penulis naskah, Rangga Riantiarno menuturkan, ‘Mencari Semar’ menggambarkan dunia masa depan yang kehilangan arah akibat dari ketergantungan terhadap teknologi Artificial Intelligence (AI).
“Cerita ini menjadi kekhawatiran saya ketika generasi masa depan justru meragukan pendapat ahli, dan mereka lebih percaya pada apa yang dipegang atau HP,” kata Rangga saat jumpa pers di Jakarta, Kamis (31/7/2025).
“Semar sendiri bukan sekadar tokoh pewayangan, tapi simbol suara rakyat, penjaga keseimbangan, dan cerminan nilai-nilai luruh yang hari ini semakin dibutuhkan,” imbuhnya.
‘Mencari Semar’ menceritakan tentang Semar yang menyimpan pusaka sakti ‘Jimat Kalimasada’ di dalam tubuhnya saat masa pensiun.
Seiring berjalannya waktu, Kekaisaran Nimacha, sebuah peradaban futuristik yang hidup berdasarkan Perintah Utama menghadapi ancaman kepunahan akibat Perintah yang telah berkali-kali ditulis ulang.
Kekaisaran lalu menugaskan lima Agen untuk mencari jalan keluar. Mereka menemukan catatan sejarah tentang Kalimasada dan meyakini bahwa jimat itu mampu menulis ulang Perintah Utama.
Demi menguasainya, para Agen ditugaskan untuk mencari Semar dan membawanya ke Ruang Putih, ruang ilusi yang dirancang untuk menarik keluar Kalimasada.
Pementasan ‘Mencari Semar’ akan berlangsung setiap hari mulai 13 hingga 17 Agustus 2025, pukul 19.30 WIB, dengan dua pertunjukan khusus di hari Sabtu (16 Agustus) pada pukul 13.30 dan 19.30, serta Minggu (17 Agustus) pukul 13.30 WIB.
Tiket pertunjukan sudah tersedia di situs resmi Teater Koma dan melalui platform pembelian tiket. Harga tiket bervariasi mulai dari Rp100.000 hingga Rp850.000.