Film ‘Dear David’ Banjir Pro dan Kontra, Mengapa?
Jakarta - 'Dear David' telah tayang sejak 9 Februari lalu di Netflix. Alur cerita film yang dibintangi oleh Shenina Cinnamon dan Emir Mahira ini dibanjiri pujian sekaligus menuai kontroversi.
'Dear David' merupakan film terbaru Indonesia yang menceritakan tentang lika-liku remaja anak SMA, yang tengah dalam masa pencarian jati diri dan identitasnya.
Sinopsis 'Dear David'
Film ini berkisah tentang seorang murid berprestasi bernama Laras (Shenina), yang aktif menulis blog untuk mengekspresikan fantasi sensual tentang gebetannya di sekolah, David (Emir).
Meski terkenal sebagai murid pendiam, namun Laras juga aktif di berbagai organisasi, termasuk menjadi Ketua OSIS. Dia berasal dari keluarga sederhana, oleh sebab itu dia tidak berani neko-neko untuk mempertahankan beasiswa hingga lulus SMA.
Di balik kepolosannya, Laras ternyata menyimpan rahasia, yaitu blog yang dia buat untuk mengumbar fantasi liarnya terhadap David. Sayangnya, rahasia itu terbongkar dan mendatangkan masalah untuk Laras.
Banjir Pujian
Sejak penayangan perdananya di Netflix, film garapan sutradara Lucky Kuswandi ini disorot publik. 'Dear David' menarik banyak pujian dari insan perfilm-an hingga netizen.
Sutradara Joko Anwar menilai, film ini dikemas apik oleh premis yang relevan dengan kondisi dunia saat ini, bahkan tidak hanya dunia remaja.
"Salah satu skenario terbaik film Indonesia yang saya pernah nonton, dgn dialog-dialog tajam dan menarik, karakterisasi yang kuat dan fresh (orang tua tak lagi terlalu domineering kayak film Indo tahun 80an). Imajinatif, yang dengan skillful direalisasikan oleh Lucky," tulis Joko Anwar di Twitter dikutip Urbanasia, Selasa (14/2/2023).
Selain itu, pujian juga datang dari seorang influencer Stephany Josephine. Dia mengungkapkan kegembiraannya menyambut film 'Dear David' yang sarat akan makna.
"Seneng bgt Indonesia pny #DearDavid. Sebuah film yang merayakan individu untuk siapa mereka sebenarnya, kekurangan & semua. Untuk tidak malu dengan eksplorasi diri & warna mereka sendiri, untuk menjadi penyayang diri," ujar Stephany.
Sutradara film Timo Tjahjanto pun tak ketinggalan memberikan sanjungan dan dukungannya pada film 'Dear David' ini.
"Ini pure film yang sweet, tender & dibuat dengan sincerity yang jarang muncul di film Indonesia. Semoga muncul lebih film remaja kayak begini," kata Timo.
Tak hanya itu, komentar membangun turut dilontarkan oleh para penikmat film 'Dear David' melalui cuitan di Twitter.
"#DearDavid ini bahasannya lumayan berat, tp dibawain dgn santai dan gemesin ala2 remaja. Narasi soal fantasi liar juga ternyata ga bikin film lantas ekspos seksualitas berlebihan. Pas aja gitu. Mantep," tulis salah seorang netizen.
Tuai Kritikan
Meski dibanjiri sanjungan dari berbagai pihak, film 'Dear David' tak lepas dari kritikan lantaran dinilai menormalisasi dan mengglorifikasi pelecehan terhadap seseorang.
"Kata gw sih gak usah nonton dear david ya guys. Jangan glorifikasi kekerasan seksual dalam bentuk apapun meskipun pake embel2 eksplorasi seksual," ujar salah satu pengguna Twitter.
"Sebenernya ini film udah keren mau ngangkat tema yang masih sangat amat tabu kaya seks, fantasi seksual, mental health, dan mental illness (ex: david punya panic attack). this movie has so much potential tapi sayangnya eksekusinya ya... mengecewakan... sori...," kata netizen.
Sementara salah seorang netizen menyayangkan alur cerita 'Dear David' yang dibuat seolah membela Laras sebagai pelaku kekerasan berbasis gender online (KBGO), sementara David sebagai penyintas tidak mendapatkan spotlight.
"Sepanjang film, Dear David gagal memberatkan ke satu fakta yang sebenarnya penting bagi film ini: David adalah korban KBGO. Selayaknya pertanyaan yang selalu muncul tiap kali ada kasus pelecehan seksual atau KBGO, bagaimana dengan korban?," pungkas netizen.