URtainment

Mengenal Sejarah Kemunculan Genre Post-Punk

Eronika Dwi, Rabu, 27 Mei 2020 14.48 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Mengenal Sejarah Kemunculan Genre Post-Punk
Image: Post-Punk (PIRO4D (Pixabay License / Pixabay)

Jakarta - Post-punk dimulai pada akhir tahun 70-an, tepatnya tahun 1970 yang dimulai oleh gerakan punk.

Sebelumnya, banyak band yang membuat musik dari semangat DIY serta gaya musiknya yang raw dan energetik. Namun, band-band ini tidak secara otomatis meniru musik seperti Sex Pistols.

Band-band itu justru bereksperimen menggabungkan unsur-unsur avant garde ke dalam musik punknya.

Hal itulah yang kemudian hadir musik yang disebut post-punk dengan semangat eksperimen yang kuat, membuat genre ini bisa mengelaborasi musik gothic, disko, funk sampai Krautrock.

Meski begitu, post-punk tetap energetik dan masih membicarakan isu-isu seni, politik sampai filsafat seperti musik punk pada umumnya.

Musik ini mencakup berbagai genre yang berbeda, seperti kebangkitan ska atau bluebeat, dance-oriented rock (DOR), techno-pop, romantika baru, neo-psychedelia, goth rock, hardcore, speed metal, grindcore, oi, the riot grrrl movement, DIY, indie rock, no wave, ambient, rave, house, techno, electronica, dan trance.

Semua cabang ini disatukan oleh esensi punk, yaitu irama yang diperkuat oleh vokal agresif, terutama berkaitan dengan tema alienasi dan pemberontakan.

Di Inggris genre post-punk dipopulerkan oleh band Siouxsie and the Banshees, Wire dan Joy Division yang sudah mulai bereksperimentasi dengan unsur gothic dan neo-psychedelia.

Sementara di Amerika, ada band seperti Chrome, The Residents dan Tuxedomoon yang sudah mengelaborasi musik industrial dan no wave.

Kemudian, di tahun 80-an, genre post-punk berubah dari budaya underground menjadi mainstream.

Genre post-punk menjadi musik yang berpengaruh sampai sekarang. Hal itu dibuktikan dengan lahirnya musisi, seperti Interpol, Savages, Iceage, dan The National yang mengambil semangat post-punk revival di awal 2000-an.

Genre ini pun sudah banyak merajai musik lokal. Terlihat dari berbagai band yang mengangkat genre ini, seperti The Porno, Pelteras dari Jakarta, hingga Closure dan Ultraviolence dari Malang.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait