URtainment

Pelajaran yang Bisa Diambil dari Drama Korea Hymn OF Death

Urbanasia, Kamis, 13 Desember 2018 13.56 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Pelajaran yang Bisa Diambil dari Drama Korea Hymn OF Death
Image: Sumber: Insight.co.kr

Urban Asia “ Drama Korea yang berjudul Hymn of  Death atau juga sering disebut dengan Hint of Suicide ini ternyata merupakan film yang diangkat dari kisah nyata pada tahun 1920-an. Film ini kemudian di remake dalam drama pendek yang dibintangi oleh Lee Jong Suk dan Shin Hye Sun, yang bercerita tentang kisah cinta seorang penulis skenario drama dan penyanyi soprano sekaligus penulis lagu Hymn of Death yang terlarang.

Dengan beralur mundur, meskipun pada awal scene film ini sudah mengisahkan ending dari film tersebut, nyatanya berhasil membuat penonton bertanya - tanya mengenai kisah sebelumnya. Setelah itu banyak juga pelajaran yang menarik dan dapat kita ambil dalam kisah film ini loh.

Dalam film ini, Kim Woo Jin yang diperankan oleh Lee Jong Suk adalah sosok penulis drama jenius yang pandai merangkai kata dan membuat cerita teatrikal yang menyentuh. Baginya, menulis merupakan salah satu cara untuk menyalurkan isi hatinya ketika sedang tertekan. Dengan menulis, ia merasa bisa bernapas dan hidup. Menulis juga bisa membuatnya lebih mencintai dan mengenal dirinya sendiri.

Kemudian Yun Sim Deok diperankan oleh Shin Hye Sun mempunyai karakter memiliki suara emas dan percaya diri saat bernyanyi di depan umum. Sejak bergabung dengan teater bersama Kim Woo Jin, Yun Sim Deok mulai berani tampil di depan umum. Suara soprannya yang indah membawanya meraih mimpi untuk bisa tampil bernyanyi di atas panggung yang lebih besar. Atas dukungan teman-teman, Woo Jin dan dirinya sendiri yang kuat, Sim Deok bisa meraih mimpinya.

Cerita film ini berlatar saat Korea dijajah Jepang. Sebagai warga Korea yang mencintai negerinya, Kim Woo Jin, penulis naskah dan pengarah gaya dalam teater memasukkan semangat cinta negara pada setiap dramanya. Ia sengaja menampilkan drama berbahasa Korea sebagai wujud rasa kecintaan pada negerinya. Mengingat ia hidup di zaman penjajahan Jepang di mana bahasa yang dipakai haruslah bahasa Jepang. Dalam beberapa dramanya juga secara nggak langsung menyerukan rakyat Korea untuk bersatu dan maju melawan penjajahan. Dari sini, Woo Jin menunjukan cinta pada negaranya melalui bakat seni yang ia miliki.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait