URtainment

Seru-seruan Bareng Sepultura, Overkill, hingga Slank di Jogjarockarta 2023

Tim Urbanasia, Minggu, 1 Oktober 2023 15.59 | Waktu baca 4 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Seru-seruan Bareng Sepultura, Overkill, hingga Slank di Jogjarockarta 2023
Image: Penampilan Sepultura di panggung Jogjarockarta 2023. (Urbanasia)

DIY - Matahari masih menyalak di atas kepala begitu rombongan orang berambut gondrong mengenakan baju kebanyakan warna hitam memasuki gerbang utama Stadion Kridosono, Yogyakarta, Sabtu (9/10).

Dari pantauan Urbanasia, sebagian dari mereka langsung memasuki barisan untuk antre membeli kaus band line up Jogjarockarta Festival di booth Official Merchandise. Sementara sisanya bergantian berpose di papan besar bergambar Sepultura dan Overkill lalu merangsek mendekati panggung utama.

Para penggemar musik cadas Yogyakarta lantas berebut ingin tempat terdepan. Mereka bahkan langsung berjingkrak bebas di tanah berpasir saat lagu-lagu andalan Iron Voltage berkumandang.

Unit trash metal asal Bandung itu sukses membuka Jogjarockarta Festival 2023 dengan reef-reef gitar tajam dan dentuman drum cepat. Edyharyants sang vokalis bahkan dengan lugas membabat lirik-lirik bertema kehancuran di lagu-lagu dalam album debut mereka bertajuk ‘Devastation’ itu.

Matahari mulai menyingsing saat Iron Voltage menamatkan penampilannya. Penonton mulai bertambah padat meski panggung kosong. Mereka menanti penampil berikutnya dengan personel para dedengkot musik rock dan blues era 90-an.

Band beranggota Pay Burman, Indra Q, Bongky, diperkuat Ipang Lazuardi tersebut tak hanya membuat penonton bernostalgia tetapi juga menghibur dengan seloroh khas mereka.

"Coba tunjukkin perut lo, Ndra. Kan lo lagi gendut banget," kata Pay.

"Nih. Perut gue. Coba Bongky dong. Ayo Bongky, Bongky, Bongky," seru Indra mengajak penonton meminta Bongky memperlihatkan perutnya. Bongky pun mengamini.

"Ya, lagu berikutnya Aku Gemuk Lagi," sahut Ipang.

Penampilan BIP di gelaran keenam Jogjarockarta itu menjadi kali pertama mereka tampil lengkap setelah sempat hiatus lantaran pandemi. Selain membawakan lagu-lagu andalan mereka, seperti Koncianmu, Korslet, dan single Ipang bertajuk Ada yang Hilang, BIP juga memperkenalkan lagu terbaru di hadapan penonton musik cadas Jogja.

1696150591-Overkill.jpegPenampilan Overkill di panggung Jogjarockarta 2023. (Urbanasia)

"Ada yang Hilang lagu lama. Lagu baru kami Ada yang Healing," ujar Ipank setengah bercanda. Lagu baru berjudul BIP berjudul ‘Healing’ pun mengudara di langit Jogja.

Usai BIP, kini panggung kembali memanas lewat aksi Delusive Purity mengusung repertoar band Rotor. Di layar besar panggung, berkali-kali muncul muka personel Rotor di kliping surat kabar untuk mengenang legenda musik ekstrem Indonesia itu.

"Kami membawakan repertoar Rotor sebagai pondasi musik ekstrem Indonesia. Saat Sepultura ke Indonesia, mereka merekomendasikan agar Rotor mengeluarkan albumnya," kata sang vokalis.

Di bawah panggung, para penonton langsung menyambut lagu-lagu penuh memori dari Rotor, seperti  Pluit Phobia, Diplomasi Gila hingga Behind the 8th Ball  dengan membuat Wall of Death.

Penonton berambut gondrong beruban hingga masih hitam pekat pun tumpah di dalamnya. Mereka bersama-sama melagukan lirik demi lirik sampai tuntas.

Selanjutnya, salah satu lineup paling ditunggu-tunggu terutama para Slankers dari berbagai daerah bahkan telah menginap di area luar Stadion Kridosono sejak kemarin akhirnya naik panggung. Pay dan Bongky akhirnya sepanggung bareng band lama mereka, Slank.

Slank feat Pay dan Bongky mampu menyihir para penonton tua dan muda di Jogjarockarta Festival. Bongky dan Pay membawa atmosfer Slank Formasi 13 di panggung meski minus Indra Qadarsih.

Penonton terhanyut dalam lagu Bang Bang Tut dan Mawar Merah dengan cabikan bass Bongky dan sayatan melodi gitar Pay.

"Aduh cuma segitu aja. Kurangnya nih Bongky sama Pay. Lagi, lagi, lagi," teriak salah satu penonton seusai Bongky dan Pay turun panggung dan Slank melanjutkan penampilannya.

Begitu Slank turun panggung, para kru band selanjutnya lantas menata enam amplifier Marshall di sebelah kiri panggung dan empat di sebelah kanan.

Tak lama berselang, muncul empat personel Overkill dengan musik mengentak. Para penonton sontak membuat Wall of Death sampai debu mengambul tebal dari terjangan kaki penonton dari pasir di lapangan Kridosono.

Banyak penonton sudah bertahun silam memiliki kaus Overkill tapi baru kali pertama mereka akhirnya dapat berhadap-hadapan dengan Bobby ‘Blitz’ Ellsworth (vokal), D.D. Verni (bass), dan Dave Linsk (gitar).

"Kami pertama datang ke Indonesia, dan kalian harus bergembira bersama kami," kata Ellsworth.

Penampilan Overkill sangat solid dari segi musikalitas, sound, dan pertunjukannya meski sang vokalis sering mondar-mandir ke belakang mendekat drum untuk membungkuk atau meneguk air.

Semakin malam, Kridosono semakin penuh penonton untuk menyaksikan penampilan pamungkas. "Sepultura, Sepultura, Sepultura," teriak penonton serentak begitu layar besar di panggung memasang logo band asal Brasil tersebut.

Tak lama berselang, Paulo Jr (Basis), Andreas Kisser (Gitaris), Derrick Green (Vokalis), dan Eloy Casagrande (Drumer) naik pentas. Mereka terbang langsung dari Brasil untuk kembali menyapa para penggemar di Indonesia.

Saat masih digawangi Max dan Igor Cavalera tahun 1992, Sepultura pernah manggung di Indonesia tahun 1992, dan tahun 2012 dengan formasi sekarang.

"Selamat malam. Akhirnya kami bisa kembali. Kami punya ikatan historis dengan Indonesia. Dan malam ini akan sangat menyenangkan bisa bergabung bersama kalian," kata Derrick Green.

Saat lagu-lagu di album lama seperti Propaganda, Teritorry,  Attitude, Refuse/Resist, hingga Arise dimainkan Sepultura, para penonton satu stadion bernyanyi bahkan berputar bersama di Wall of Death. Namun, saat lagu dari album terbaru dibawakan hanya segelintir penonton bisa bernyanyi bersama.

Penampilan Sepultura sangat prima. Mereka memainkan lagu-lagu hit dari era 90-an namun dengan tempo agak melambat dari hasil rekaman sehingga membuat penonton tak sampai klimaks.

Meski begitu, Sepultura tetap berhasil membuat generasi tua dan muda penggemar musik cadas dari berbagai daerah bisa bersatu di Wall of Death tanpa basa-basi.

"Sampai jumpa di panggung berikutnya," kata Derrick Green menutup pentas Sepultura.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait