URnews

Fakta Angin Puting Beliung yang Terjang Kabupaten Bandung

Shelly Lisdya, Senin, 29 Maret 2021 15.49 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Fakta Angin Puting Beliung yang Terjang Kabupaten Bandung
Image: Ilustrasi angin puting beliung. (Insurance Journal)

Jakarta - Indonesia kembali diterjang bencana alam, salah satunya, yang baru saja terjadi pada Minggu (28/3/2021) adalah angin puting beliung.

Angin puting beliung tersebut melanda Desa Mekarsaluyu, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, akibatnya, ratusan rumah rusak dan pohon tumbang.

Dalam video yang beredar, terihat angin puting beliung sangat kencang menerjang halaman rumah warga hingga mengakibatkan sejumlah barang berhamburan dan rusak. Bahkan, batang pohon ikut bertumbangan.

Berikut beberapa fakta angin puting beliung di Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung yang dirangkum Urbanasia.

1. Penyebabnya Hujan

Manajer Pusdalops PB BPBD Jawa Barat, Budi Budiman Wahyu menyatakan, penyebab angin puting beliung tak lain adalah intensitas hujan yang sangat tinggi disertai angin kencang.

Kejadian bencana alam tersebut diperkirakan sekitar pukul 16.00 WIB. Meski tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun berdasarkan data sementara, akses jalan hanya bisa mencapai RT 02 RW 03 dikarenakan akses menuju RW 6 tertutup pohon tumbang.

"Ada rumah dan warung yang terletak di jalan utama, dan materialnya tertiup angin serta menumbangkan beberapa pohon menjadikan akses menuju RW yang lain tertutup. Angin bertiup dari lembahan menuju puncak (sesuai kajian awal)," ujarnya.

2. Evakuasi Rumah Warga

Tim gabungan TNI bersama Polri serta unsur kewilayahan melakukan evakuasi 159 rumah warga yang terdampak bencana puting beliung, di Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Selain menerjang ratusan rumah, dua bangunan sekolah ikut terdampak dalam peristiwa yang terjadi pada Minggu sore itu.

3. Pembentukan Awan Cumolonimbus

Sebelum adanya angin puting beliung, BMKG mencatat adanya pembentukan awan kumulonimbus. Pembentukan tersebut berdasarkan data dari pantauan citra satelit di area bencana, sekitar pukul 15.20 WIB. Sebelumnya hembusan angin juga telah terpantau sebesar 28 km/jam, sekitar pukul 15.00 WIB.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait