Fenomena Langit Merah di Jambi Ternyata Ada Penjelasan Ilmiahnya

Jambi - Beberapa hari lalu viral penampakan langit berwarna merah di Kabupaten Muaro, Jambi.
Fenomena tersebut terjadi hari Sabtu (21/9/2019) siang hari sekitar jam 10 pagi sampai jam 2 siang. Banyak yang menduga langit di Muaro Jambi berwarna merah akibat sinar matahari yang tertutup kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Dari pengamatan BMKG lewat citra satelit Himawari-8, rupanya banyak titik panas dan sebaran asap yang sangat tebal hari itu.
Dari pengamatan satelit terlihat asap di daerah lain yang mengalami karhutla berwarna coklat, namun kabut asap di Muaro Jambi berwarna putih. Warna putih menunjukkan kalau kabut asap di daerah tersebut sangat tebal.
Nggak cuma asap saja yang jadi masalah, debu pun juga turut andil ambil bagian dalam fenomena ini.
Dari pantauan BMKG kemarin (23/9/2019), pengukuran konsentrasi debu partikulat polutan berukuran <10 mikron (PM10) di Jambi menunjukkan kondisi tidak sehat, yakni 373,9 ug/m3. Di Pekanbaru bahkan lebih parah lagi, konsentrasi debu polutan PM10 406,4 ug/m3 yang mana sudah dikategorikan berbahaya.
Baca Juga: Kebakaran Hutan Masih Parah, Kota Jambi Diselimuti Kabut Asap Merah
Lantas mengapa karena kabut asap warna langit jadi merah?
BMKG menyebut fenomena tersebut karena adanya hamburan sinar matahari oleh partikel mengapung di udara yang berukuran kecil (aerosol), yang mana dikenal dengan istilah hamburan mie (Mie Scattering).
"Jika ditinjau dari teori fisika atmosfer pada panjang gelombang sinar tampak, langit berwarna merah ini disebabkan oleh adanya hamburan sinar matahari oleh partikel mengapung di udara yang berukuran kecil (aerosol), dikenal dengan istilah hamburan mie (Mie Scattering). Mie scattering terjadi jika diameter aerosol dari polutan di atmosfer sama dengan panjang gelombang dari sinar tampak (visible) matahari," jelas BMKG dalam captionnya.
Lebih lanjut BMKG juga menjelaskan alasan kenapa hanya langit di Jambi yang berwarna merah. Hal itu rupanya disebabkan debu polutan di Muaro Jambi dominan berukuran 0,7 mikrometer lebih dan area cakupannya luas.
"Panjang gelombang sinar merah berada pada ukuran 0,7 mikrometer. Dari data BMKG kita mengetahui bahwa konsentrasi debu partikulat polutan berukuran <10 mikrometer sangat tinggi di sekitar Jambi, Palembang, dan Pekanbaru. Tetapi langit yang berubah merah terjadi di Muaro Jambi. Ini berarti debu polutan di daerah tersebut DOMINAN berukuran sekitar 0,7 mikrometer atau lebih dengan konsentrasi sangat tinggi. Selain konsentrasi tinggi, tentunya sebaran partikel polutan ini juga LUAS untuk dapat membuat langit berwarna merah," tambah BMKG lagi.
Sementara itu akibat kabut asap sekolah-sekolah diliburkan. Dampak kabut asap juga sampai ke negara tetangga.