URnews

Fenomena Panic Buying Akibat Virus Corona Timbulkan 3 Kerugian Loh

Anita F, Nasution, Kamis, 5 Maret 2020 15.30 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Fenomena Panic Buying Akibat Virus Corona Timbulkan 3 Kerugian Loh
Image: Ilustrasi fenomena Panic Buying. (Pixabay)

Jakarta - Sejak diumumkan Presiden Jokowi tentang adanya dua warga negara Indonesia yang terinfeksi virus corona di Indonesia sejak 2 Maret 2020 membuat Indonesia masuk ke dalam peta persebaran virus corona baru atau Covid-19.

Hal ini juga membuat daftar jumlah negara yang terpapar virus corona bertambah menjadi total 66 negara per Selasa, 3 Maret 2020.

Tidak hanya itu, virus corona yang berasal dari Wuhan ternyata juga berdampak bagi perilaku masyarakat Indonesia.

Hal ini terlihat dengan adanya fenomena panic buying atau membeli barang dalam jumlah yang besar akibat dari persebaran virus tersebut.

Yup, seperti yang kita lihat aktifitas pembelian beberapa produk di sejumlah retail cukup meningkat terutama pembelian produk hand sanitizer, masker, obat-obatan dan multivitamin hingga berbagai makanan pokok.

Baca juga: Soal Virus Corona, Kominfo Imbau Masyarakat Tak Panik dan Hindari Hoax

Fenomena panic buying ini juga diikuti dengan kenaikan harga dari barang-barang tersebut.

Menanggapi tentang fenomena yang tengah terjadi di Indonesia ini, Grant Thornton sebuah organisasi global terkemuka yang menyediakan jasa audit, tax, dan advisory menjabarkan bahwa ada 3 kerugian yang ditimbulkan dari fenomena panic buying ini urbanreaders.

Inflasi

Yang pertama panic buying ini berimbas pada meningkatnya inflasi. Dimana aktifitas pembelian yang berlebihan nantinya akan berpengaruh pada perekonomian.

Salah satunya memicu kelangkaan berbagai produk dengan berdampak pada naiknya harga produk-produk tersebut dan tentunya kejadian ini akan mengganggu stabilitas ekonomi Indonesia.

Apalagi fenomena panic buying ini terjadi beberapa bulan menjelang Idul Fitri dimana kenaikan inflasi terjadi lebih awal dan akan lebih lama.

Keuangan Rumah Tangga

Dampak kedua adalah terganggunya keuangan rumah tangga.

Beberapa kegiatan kelompok masyarakat yang memborong barang rumah tangga akibat penyebaran virus corona tersebut menimbulkan efek latah sehingga banyak kelompok lainnya yang mengikuti kegiatan tersebut.

Namun secara tidak sadar, hal tersebut berdampak pada keuangan rumah tangga karena pembelian impulsif bisa saja menyedot dana yang seharusnya digunakan untuk kebutuhan reguler penting lainnya seperti uang sekolah anak atau cicilan rumah.

Pemborosan

Fenomena panic buying juga menimbulkan pemborosan, dimana kegiatan menimbun barang menyebabkan masyarakat kesulitan dalam menghabiskan bahan makanan sebelum habis masa kadaluarsa.

Padahal pemerintah menjanjikan stok barang akan tetap tercukupi ditambah kondisi virus corona di Indonesia tidak seburuk di negara lainnya. Hal ini menjadi pemborosan dari dampak fenomena panic buying.

Hal tersebut pun dijelaskan Audit & Assurance Partner Grant Thornton Indonesia Alexander Adrianto Tjahyadi.

“Fenomena panic buying ini dapat menimbulkan kerugian secara keuangan tidak hanya secara personal namun juga secara luas, kami menyarankan untuk menahan diri dan membeli barang dalam jumlah sewajarnya, kita semua berharap virus Corona dapat ditangani dengan baik di Indonesia.” ujarnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait