Fenomena UFO-Alien di Indonesia: Misteri Tak Terpecahkan

Jakarta - Di Indonesia, penampakan UFO (Unidentified Flying Object/Benda Terbang Tak Teridentifikasi) dan alien bukanlah berita yang bisa setiap hari kita lihat di media.
Kalaupun ada, masyarakat awam lebih suka mengaitkan kejadian itu sebagai sesuatu yang sifatnya gaib atau mistis yang kemudian akhirnya berlalu begitu saja. Padahal bisa jadi peristiwa itu menorehkan sejarah baru sebagai dugaan kemunculan UFO-alien di Indonesia. Contohnya seperti kisah-kisah di bawah ini.
Insiden Alor - Juli 1959
Alor adalah pulau yang terletak di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Jauh sebelum menjadi tujuan wisata instagramable seperti sekarang ini, Nur Agustinus, pendiri BETA UFO bercerita sedikit kepada Urbanasia tentang peristiwa Alor yang pernah menjadi sorotan nasional karena kedatangan enam makhluk asing.
Makhluk asing itu disebut berwujud manusia dengan tinggi badan sekitar 1.8 meter. Warga yang sempat menembaki mereka dengan panah juga bersaksi makhluk berseragam biru itu memiliki kemampuan meloncat sangat tinggi. Berdasarkan keterangan mantan kepala kepolisian Alor yang menjabat saat insiden terjadi, Alwi Alnadad, polisi sempat menembaki kawanan makhluk asing itu. Tapi ternyata mereka kebal peluru.
Sumber: Sketsa makhluk asing yang diduga alien ini terbit bersama artikel tentang insiden Alor di majalah Kuncung sekitar tahun 1980-an (Dok. BETA UFO)
Polisi punya peran dalam insiden tersebut karena warga melaporkan makhluk asing itu menculik seorang anak berusia 6 tahun bernama Pangu. Sekitar 24 jam setelah diculik, Pangu ditemukan warga sedang kebingungan sendirian di tengah ladang. Menurut cerita Pangu, dia dibawa ke tengah hutan dan menjalani berbagai pemeriksaan medis.
Mendengar kabar penculikan, Komandan Polisi Alwi Alnadad pun mengirim pasukan untuk mencari dan menyergap makhluk asing itu. Saat mereka muncul sekitar tengah malam, para polisi melepas tembakan secara serentak dari jarak 13 meter.
Namun tak ada tetesan darah, tak ada sosok jenasah. Hanya pohon-pohon yang kena terjangan peluru dan jejak telapak kaki yang melangkah sejauh 5 meter. Lebih dari 5 meter, jejak itu tak ditemukan lagi.
Setelah penembakan, banyak penduduk Pulau Alor melihat benda berbentuk telur berwarna putih gemerlapan, terbang dengan kecepatan tinggi di atas permukaan laut.
Sumber: Artikel tentang insiden Alor dalam majalah Kuncung yang terbit sekitar tahun 1980-an (Dok BETA UFO)
Kejadian itu ditulis oleh Almarhum Marsekal Muda TNI Jacob Salatun, pendiri dan ketua LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) periode 1971-1978 yang juga dikenal sebagai Bapak UFO Indonesia.
Masuk masa pensiun, Alwi Alnadad menceritakan peristiwa itu kepada Pak Salatun pada tahun 1976. 17 tahun setelah insiden Alor terjadi. Sebagai peneliti senior UFO, Pak Salatun mengabadikan peristiwa Alor dalam bukunya "UFO, Salah Satu Masalah Dunia Masa Kini" yang diterbitkan tahun 1982.
Piring Terbang Cilamaya - September 1975
Sebagai komunitas yang dianggap 'senior' dalam Ufologi di Indonesia, situs BETA UFO punya banyak sekali catatan penampakan UFO atau piring terbang di berbagai daerah di Indonesia. Mulai dari tahun 1940-an sampai memasuki tahun 2000 ke atas. Namun tidak semuanya dilengkapi bukti foto.
Salah satu yang paling terkenal karena dimuat di berbagai koran adalah foto yang diambil siang hari sekitar jam 15.00 oleh Ir. Tony Hartono Rusman pada 22 September 1975. Berlokasi di area pengeboran minyak lepas pantai, 83 km dari Pantai Cilamaya, Karawang, Jawa Barat, foto tersebut menggambarkan tanker minyak Arco Arjuna dengan sebuah objek mirip piring terbang di atasnya.
Sumber: Dok BETA UFO
Tony yang saat itu sedang memegang kamera langsung mengambil foto dengan cepat. Mengutip buku "UFO, Salah Satu Masalah Dunia Masa Kini"-nya Pak Jacob Salatun halaman 69 dan 70:
"Semula ia tidak sadar bahwa benda yang diabadikan itu ialah sebuah UFO dan baru seminggu kemudian ia teringat kembali ketika rekan sekerjanya, Dr.Ted.Telsch, seorang ahli fisika dari Flour Ocean Co, Houston, Texas, menyaksikan sebuah UFO yang bentuknya sama pada pukul 18.00. Film itu segera dicuci dan tampaklah UFO di atas tanker minyak Arco Arjuna yang kini sudah menjadi terkenal di seluruh dunia. Sayang sekali negatif dari foto itu dibawa oleh rekannya orang asing tadi ke Amerika Serikat dan tidak berhasil diminta kembali.
Dr. J.A. Hynek telah membawa foto dari UFO Ir.Tony Hartono yang kemudian dianalisa oleh Dr.Fred Beckmann, ahli analisa foto UFO yang terkemuka dari Universitas Chicago. Pendapatnya ialah: foto UFO tersebut dapat juga disebabkan oleh kerusakan film. Untuk dapat dianalisa dengan baik, rupa-rupanya mutlak perlu tersedia negatif-negatif aslinya di samping dibuatnya beberapa foto dari UFO yang sama dengan sudut penglihatan yang berbeda-beda."
Crop Circle - Januari 2011
Siapa yang sangka Indonesia juga pernah jadi lokasi adanya crop circle atau lingkaran tanaman dengan pola tertentu yang biasa terdapat di areal persawahan, ladang gandum dan jagung.
Crop circle dianggap sebagai tanda kehadiran UFO/alien di bumi karena kemunculannya terjadi kurang dari semalam. Manusia dianggap tak mampu membuat lingkaran berpola rumit dengan hasil yang rapi dalam waktu singkat. Lebih sering ditemukan di negara-negara barat seperti Amerika Serikat, Inggris dan Jerman. Makanya saat ditemukan di Indonesia otomatis langsung menarik perhatian nasional.
Bukan satu, bukan dua, tapi Indonesia punya tiga crop circle dalam waktu dan lokasi yang berdekatan di tahun 2011. Menurut laporan BETA UFO, crop circle pertama ditemukan tanggal 23 Januari pada sebidang sawah di Sleman, Yogyakarta. Yang kedua masih berlokasi di sawah, tepatnya di Bantul tanggal 25 Januari 2011. Yang terakhir berukuran paling kecil ditemukan tanggal 30 Januari 2011 di persawahan Magelang.
Sumber: Foto aerial crop circle 1 di Sleman, Yogyakarta (Dok BETA UFO)
Sumber: Crop circle kedua terletak di Bantul, Yogyakarta (Dok BETA UFO)
Sumber: Crop circle ketiga dan yang paling kecil ditemukan di Magelang, Jawa Tengah (Dok BETA UFO)
Munculnya crop circle ini menimbulkan banyak spekulasi. BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional) dan LAPAN yang meneliti crop circle tersebut pada 25 Januari tidak menemukan anomali apapun. Tidak ada radiasi pada tanah, pola crop circle tidak simetris dan terdapat lubang berdiameter 25 cm di tengah crop circle, diduga dipakai sebagai pusat untuk membuat lingkarannya (seperti jangka yang digunakan menggambar lingkaran). Bukti bahwa itu merupakan bikinan manusia.
Namun BETA UFO dan UFOnesia yang juga terjun langsung ke lokasi untuk penelitian sepakat, ketiga crop circle tersebut bukan buatan manusia. Menurut Nur Agustinus, temuan LAPAN tidak didukung bukti akurat. BETA UFO yang meneliti lokasi sehari sebelum LAPAN, berhasil mendapatkan foto crop circle saat awal-awal ditemukan warga, sebelum dipasang garis polisi.
Foto itu menunjukkan ada rumpun padi dengan posisi berdiri tegak, persis di tempat yang sama dengan lubang yang dimaksud LAPAN. Nur yang mewawancarai penduduk sekitar juga diberi tahu bahwa warga sempat mencabuti rumpun padi di crop circle itu karena dianggap memiliki kekuatan. Dan rumpun padi tersebut tidak ditemukan di foto-foto lain. Itu artinya ada kemungkinan lubang yang ditemukan LAPAN adalah dampak dari rumpun padi yang dicabuti warga, bukan bikinan si pembuat crop circle.
Sumber: Foto saat awal-awal crop circle 1 baru ditemukan warga. Di tengah ada rumpun padi yang masih berdiri tegak (Dok BETA UFO)
Kesimpulan bahwa crop circle Indonesia ini bukan buatan manusia juga diambil melihat pola rebahnya padi yang rapi tanpa ada patahan. Crop circle buatan manusia cenderung berantakan dan merusak padi.
"Salah satu TV swasta membuat tiruan crop circle bersama tim mahasiswa. Saya ada di lokasi waktu itu," ujar Irfan, pendiri komunitas UFOnesia yang diminta stasiun TV tersebut untuk menilai crop circle tiruan.
"Mereka berhasil membuat tiruan di sebelah crop circle asli dengan pola dan kisaran waktu yang sama. Tapi hasilnya lebih kecil dan berantakan. Kelihatan sekali buatan manusia. Sangat berbeda dengan crop circle aslinya," tambahnya lagi
Ada juga isu yang bilang bahwa lingkaran tanaman itu dibuat oleh mahasiswa Fakultas MIPA UGM (Universitas Gadjah Mada). Pengakuannya ditulis di situs studentmagz.com yang saat ini sudah tak bisa diakses lagi. Namun BETA UFO meragukan pengakuan tersebut karena lebih mirip hoax yang disebar orang tanpa identitas yang jelas.
Sampai hari ini, misteri siapa atau bagaimana crop circle itu terbentuk belum juga terpecahkan.