Festival Ngopi Sepuluh Ewu, Lebarannya Para Pecinta Kopi

Banyuwangi - Festival Ngopi Sepuluh Ewu atau dalam bahasa Indonesia berarti ‘Ngopi Sepuluh Ribu’ memiliki arti tersendiri bagi para pecinta kopi Nusantara.
Salah satunya adalah Umam, pecinta kopi yang sekaligus pengunjung festival dari Surabaya. Menurutnya, jika sekadar mau ngopi khas Banyuwangi sih, bisa banyak ditemukan di café atau coffe shop.
“Tapi, beda dengan ngopi di sini. Ini seperti lebaran. Kita bisa bersilaturahmi. Bertemu dengan teman-teman sesama pecinta kopi. Ngobrol macem-macem. Melepas kangen," ujar Umam yang mengaku sudah tiga tahun terakhir datang di acara Festival Ngopi Sepuluh Ewu ini.
Festival Kopi Sepuluh Ewu ini merupakan agenda tahunan di Banyuwangi yang digelar di Desa Adat Kemiren, Banyuwangi. Acara ini kabarnya sudah memasuki tahun ketujuh.
Baca Juga: Malang Beach Run: Berlari Melewati 6 Pantai Hingga Sunset Muncul
Festival ini digelar swadaya oleh warga Desa Kemiren sebagai bentuk penghormatan warga kepada para pengunjung dengan menyuguhkan kopi yang telah menjadi budaya warga Kemiren.
Untuk mempersiapkan 10 ribu cangkir kopi, warga Kemiren menyiapkan tak kurang dari 350 kilogram bubuk kopi khas Banyuwangi. Ada beragam varian yang disajikan. Mulai dari arabica, robusta hingga house blend.
Tradisi ngopi di Desa Kemiren ini memang tak sebatas menikmati seduhan biji kopi. Namun, ada pesan filosofis yang terkandung dalam tiap cangkirnya. Dengan secangkir kopi, bisa menyatukan beragam perbedaan. Serta merekatkan tali persaudaraan.
Sesepuh adat Desa Kemiren, Suhailik menjelaskan warga Kemiren memiliki falsafah lungguh, suguh dan gupuh dalam menghormati. Ngopi Sepuluh Ewu sangat menggambarkan falsafah yang dipegang warga.
Lungguh, papar Suhailik, adalah menyiapkan tempat. Sedangkan 'suguh' adalah menyajikan hidangan. Adapun 'gupuh' adalah kesigapan tuan rumah dalam menyambut tamu tersebut.
"Kita siapkan tempat duduk di sepanjang teras warga sebagai bagian dari 'lungguh'. Kita juga siapkan kopi dan beragam jajanan tradisional sebagai 'suguh'. Serta kita berupaya untuk memberikan pelayanan yang terbaik sebagai bentuk dari 'gupuh' kita," ujarnya.
Baca Juga: Resmi, Bandung Larang Gunakan Kantong Plastik Gratis Bagi Konsumen
Di tengah ribuan pengunjung dari berbagai kota di Indonesia, hadir pula Bupati Gresik Sambari Halim, hingga musisi Indra Lesmana. Mereka berbaur bersama masyarakat menikmati seduhan kopi Banyuwangi.
Dengan hadirnya ribuan tamu wisatawan ini, Suhailik berharap mereka bisa menjadi saudara bagi warga kemiren.
"Dengan ngopi bareng di sini, kami ingin mereka menjadi saudara bagi kami. Karena kami punya semboyan, Sak Corot Dadi Sakduluran - Menyeduh Bersama maka Kita Bersaudara," pungkasnya.(*)