URstyle

Food Delivery Lewat Super Apps, Eksplorasi Dunia Kuliner di Ujung Jari

Ika Virginaputri, Rabu, 18 Agustus 2021 03.18 | Waktu baca 6 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Food Delivery Lewat Super Apps, Eksplorasi Dunia Kuliner di Ujung Jari
Image: ilustrasi aplikasi pesan-antar makanan

Jakarta - Kecanggihan teknologi mengenalkan kita dengan banyak istilah baru, salah satunya super apps. Super apps adalah sebutan untuk satu aplikasi yang menyediakan berbagai layanan untuk penggunanya. Contohnya adalah tiga nama besar berikut ini, yaitu Gojek, Grab, dan Traveloka.

Khusus untuk edisi food delivery ini, mereka pun 'buka-bukaan' berbagi cerita soal layanan kulinernya. Yuk langsung intip 'dapur' mereka bareng-bareng, guys.

GoFood

Berangkat dari aplikasi transportasi daring, Gojek mulai meluncurkan jasa pesan-antar makanan di tahun 2015. Menurut VP Corporate Affairs Food & Groceries Gojek, Rosel Lavina, pengembangan itu dilakukan atas permintaan masyarakat.

"Di tahun-tahun awal Gojek berdiri baru memiliki 3 layanan. GoRide, GoSend, dan GoShop. Selama kurang-lebih satu bulan berjalan, 80% permintaan masyarakat adalah kuliner," kata Rosel kepada Urbanasia.

Setelah enam tahun beroperasi, Gojek mengklaim bahwa GoFood adalah layanan pesan-antar dengan pengalaman terlengkap, mulai dari pencarian hingga pengantaran. Pelanggan GoFood bisa mengeksplor lebih dari 20 juta item menu makanan dan minuman di seluruh Indonesia.

Nggak hanya itu, GoFood pun menambah layanannya dengan fitur baru, di mana pelanggan bisa menulis ulasan menu yang mereka beli, loh.

"GoFood merupakan layanan pesan-antar pertama yang menyediakan fitur ini di Indonesia," kata Rosel tentang fitur yang baru aja aktif akhir Juli lalu.

1629231102-Rosel-Lavina.jpgSumber: Rosel Lavina, VP Corporate Affairs Food & Groceries Gojek (Foto: Gojek)

Selain bisa memberikan ulasannya, pelanggan juga lebih mudah menemukan restoran-restoran favorit yang direkomendasikan melalui fitur banner. Di dalam apps GoFood, kamu bisa melihat penanda 'Resto Terpopuler' atau 'Lagi Disukai GoFoodies', supaya kamu pun bisa mencicipi menu kesukaan pelanggan.

Selain berguna banget buat pelanggan, fitur ini juga bisa dijadikan referensi buat para mitra usaha GoFood supaya makin kreatif bikin menu andalan. Mitra usaha yang dimaksud tentunya adalah para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang membuka lapaknya di GoFood. Tak ketinggalan, Gojek bahkan membuat cloud kitchen atau Dapur Bersama, supaya para pemula bisa punya skala bisnis yang lebih besar dengan modal minim.

Dapur Bersama GoFood kini beroperasi di 4 wilayah di Indonesia, yakni Jabodetabek, Bandung, Medan, dan Surabaya, dengan kapasitas sekitar 450 outlet yang mayoritas adalah UMKM.

Pengusaha makanan UMKM yang tertarik jadi mitra usaha GoFood, bisa daftar lewat aplikasi GoBiz. Rosel menuturkan, GoBiz punya banyak keuntungan buat mitra usaha. Misalnya, mereka bakal menerima pembayaran nontunai lewat GoPay, ikut program promosi, dan kemudahan membeli bahan baku lewat GoFresh.

Mitra usaha GoFood juga tergabung dalam Komunitas Partner GoFood (KOMPAG) yang sudah beranggotakan lebih dari 100.000 pengusaha kuliner. Kalau dihitung dengan ekosistem GoFood Asia Tenggara, jumlahnya bahkan sampai 900.000 mitra, loh!

Dengan begitu banyak keunggulan buat pelanggan dan mitra, Gojek mengaku tetap pede menghadapi ramainya pemain baru di bisnis food delivery, khususnya di masa pandemi ini. Bahkan, Rosel menyebut bahwa dalam empat tahun terakhir, pendapatan GoFood meningkat hingga 20 kali lipat.

Menurut Rosel, mantapnya posisi GoFood dalam industri pesan-antar makanan tak lain karena upaya GoFood untuk mengedepankan personalisasi buat para pelanggan, memperkuat penerapan proteksi ekstra sesuai standar kesehatan dan keamanan, serta terus berinovasi dan bikin promo-promo seru.

GrabFood

Nggak jauh beda dengan GoFood, aplikasi Grab Indonesia juga meluncurkan GrabFood di tahun 2018 berdasarkan observasi kebutuhan pengguna. Menurut Head of Marketing GrabFood di Grab Indonesia, Hadi Surya Koe, salah satu tujuan utama GrabFood adalah untuk memastikan semua orang punya akses ke pengiriman makanan, supaya nggak melewatkan waktu makan.

Hanya selang 4 tahun sejak mulai beroperasi, GrabFood diganjar sebagai platform pesan-antar makanan pilihan nomer 1 konsumen di Indonesia versi EuroMonitor International. Hadi percaya prestasi itu diraih berkat hubungan dengan para mitra usaha yang solid, inovasi, dan teknologi terbaik dalam menciptakan pengalaman pengguna yang hyperpersonal. Di samping itu, Grab Food juga memperluas jaringan GrabKitchen, yaitu nama cloud kitchen bikinan Grab, yang terdiri dari 45 unit di 7 kota besar di Indonesia.

"GrabKitchen adalah cara kami memberdayakan mitra merchant untuk bisa mengembangkan bisnisnya dengan biaya dan resiko bisnis yang rendah," papar Hadi kepada Urbanasia.

"Bagi mitra GrabFood yang sebagian besar adalah pelaku UMKM, GrabKitchen menawarkan peluang ekspansi bisnis ke lokasi baru, sekaligus menjangkau lebih banyak konsumen melalui teknologi dan data,” lanjutnya.

1629231236-20210816-050958.jpgSumber: Hadi Surya Koe, Head of Marketing GrabFood di Grab Indonesia (Foto: Grab Indonesia)

Konsep cloud kitchen juga menekan biaya operasional, karena sebagian besar aktivitasnya layanan pesan-antar saja. Jadi, merchant tidak perlu berinvestasi besar untuk sewa tempat. Selain itu, mitra merchant juga mendapat dukungan strategi marketing dalam aplikasi GrabFood. Hal ini untuk meminimalisir kendala yang biasa dihadapi para pengusaha makanan dan minuman saat melakukan ekspansi atau bahkan memulai usaha.

Seabrek manfaat dan fasilitas yang diberikan GrabFood telah mampu menarik minat banyak brand kuliner Indonesia untuk bergabung dengan Grab. Menurut Hadi, 33% mitra merchant GrabFood yang disurvei tahun 2020 mengaku bahwa mereka berbisnis secara online pertama kalinya lewat platform Grab.

Selain itu, Grab juga mencatat pertumbuhan lain dalam gerai F&B yang aktif di GrabFood. Rata-rata nilai pesanan mitra merchant pada tahun 2020 tumbuh 31 persen year-on-year. Menurut Hadi, transisi digital di masa pandemi berhasil mengubah cara konsumen menikmati makanan. Hal ini telah menjadi tren permanen yang bakal terus berlanjut setelah pandemi.

Mengenali perilaku konsumen jadi hal yang penting banget buat Grab dan mitra merchant-nya untuk melewati masa pandemi yang penuh tantangan. Dari situ bisa terlihat jam berapa pengguna GrabFood paling banyak memesan, jenis menu apa yang mereka pilih dan berapa uang yang dikeluarkan. Sebagai contoh, Hadi menyebutkan jam makan malam mencatat nilai transaksi pemesanan lebih banyak ketimbang jam sarapan dan makan siang.

Jika konsumen Grab menghabiskan sekitar Rp 27.000 untuk sarapan dan Rp 36.000 untuk makan siang, maka mereka bisa mengeluarkan Rp 39.000 untuk memesan makan malam. Jam makan malam adalah waktu di mana orang sudah selesai beraktivitas, lalu kumpul bersama keluarga. Soalnya, 68% konsumen Grab sudah menikah dan punya anak, rata-rata memiliki 4-5 anggota keluarga. Selain lebih banyak jumlah orang yang makan, di jam ini pula konsumen cenderung mencoba lebih banyak jenis makanan sehingga merchant disarankan membuat variasi makanan dan visual menu semenarik mungkin.

"Banyak tren lain yang juga bermunculan. Tujuh dari sepuluh konsumen lebih memilih makan makanan sehat secara teratur. Jadi, mitra merchant bisa memanfaatkan hal ini dengan menawarkan makanan sehat dengan harga terjangkau, serta rendah akan kandungan minyak, gula, dan garam," jelas Hadi.

Traveloka Eats

Mengikuti jejak GoFood dan GrabFood, apps yang terkenal dengan layanan travellingnya ini, kini juga merambah dunia kuliner. Mengemban misi sebagai solusi end-to-end yang memudahkan pengguna memenuhi kebutuhan gaya hidup hanya dalam satu platform, Traveloka mulai meluncurkan Traveloka Eats tahun 2018 dan mengenalkan layanan Eats Delivery pada November 2020. Peluncuran Eats Delivery ini melengkapi lingkup layanan kuliner Traveloka, mulai dari makan di luar (dine-in) hingga makan di rumah (delivery).

"Diskusi untuk menghadirkan Eats Delivery ini telah kami lakukan jauh sebelum pandemi merebak di tanah air," jelas Head of Traveloka Eats, Stephen Kohar, kepada Urbanasia.

"Visi kami untuk memfasilitasi pengguna dengan beragam layanan kuliner kapanpun dan di manapun, baik itu makan di tempat maupun pesan-antar makanan," imbuhnya.

1629231360-StephenKohar1.jpgSumber: Stephen Kohar, Head of Traveloka Eats (Foto: Traveloka)

Berawal dari direktori dan ulasan resto, kini Traveloka Eats juga menawarkan voucher makanan (Eats Voucher), promosi khusus (Treats) serta pemesanan dan pembayaran tanpa kontak langsung di dalam restoran (Order Now).

Lebih lanjut, Stephen menceritakan keunggulan layanan pesan-antar Traveloka. Di antaranya, kemudahan akses bagi pengguna untuk mengetahui waktu operasional resto, mengulas makanan atau resto dari konsumen lain, mengetahui promo yang sedang ditawarkan, plus metode pembayaran yang fleksibel.

"Tak hanya bermanfaat bagi konsumen, promo Traveloka Eats juga dapat meningkatkan permintaan pemesanan, sehingga membantu mitra resto yang saat ini terdampak pandemi," lanjut Stephen.

Walau terbilang pendatang baru, menurut Stephen, Traveloka Eats Delivery sudah mencatat peningkatan traffic sejak pertama beroperasi, dan terus naik saat pemberlakuan PPKM. Sejak Juli 2021, peningkatan traffic pada laman Traveloka Eats Delivery naik hampir 2 kali lipat dibanding bulan sebelumnya.

"Di masa PPKM jumlah resto yang turut bergabung sebagai mitra Traveloka Eats Delivery juga terus mengalami peningkatan," jelas Stephen.

Hingga kini, Traveloka Eats telah menggandeng lebih dari puluhan ribu resto UMKM, maupun resto besar lain di wilayah Jabodetabek.

Namun, berbeda dengan aplikasi yang lebih dulu bergerak melayani food delivery, sekarang ini Traveloka Eats belum punya dapur sendiri. Meski begitu, Stephen mengaku Traveloka sangat terbuka untuk mengeksplorasi berbagai potensi dan peluang yang ada.

Wah, jadi makin banyak pilihan untuk pesan antar makanan, ya?

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait