URnews

Gugus Tugas COVID-19 Jatim Ungkap Fakta Meninggalnya Perawat Hamil 4 Bulan di Surabaya

Nivita Saldyni, Rabu, 20 Mei 2020 12.05 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Gugus Tugas COVID-19 Jatim Ungkap Fakta Meninggalnya Perawat Hamil 4 Bulan di Surabaya
Image: Ketua Tim Kuratif Gugus Tugas COVID-19 Jatim dr Joni Wahyuhadi di Gedung Negara Grahadi, Selasa (19/5/2020) malam. (YouTube Kominfo MMC)

Surabaya - Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Jawa Timur akhirnya mengungkap penyebab meninggalnya Ari Puspita Sari, seorang perawat RS Royal Surabaya yang tengah hamil empat bulan, Senin (18/5/2020) lalu.

Dalam konferensi pers update COVID-19 Jatim, Selasa (19/5/2020) malam, Ketua Tim Kuratif Gugus Tugas COVID-19 Jatim dr Joni Wahyuhadi menyebut hasil tes PCR yang dijalani Ari menunjukkan hasil positif.

"Jadi menurut yang didiskusikan dengan kami, rapid test-nya negatif. Dua kali rapid test negatif, tapi tes PCR-nya positif," kata Joni di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa malam.

Ia menduga, kehamilan Ari menjadi salah satu penyebab kuat dirinya tak bisa bertahan. Sebab menurutnya, orang hamil adalah salah satu yang berisiko tinggi terpapar corona karena ketahanan tubuhnya lemah.

"Hasil ini menunjukkan bahwa orang yang punya risiko seperti hamil, hipertensi, diabetes, itu rapid tesnya negatif tapi PCR-nya positif. Ini sangat berbahaya karena ia tidak punya ketahan tubuh antigen virus," jelasnya.

Ia menambahkan bahwa sebelumnya pihak rumah sakit telah telah menyarankan agar Ari mengambil cuti. Namun, ia tetap memaksa masuk kerja dengan alasan kemanusiaan. Meski begitu, pihak rumah sakit tak membiarkannya bertugas merawat ataupun melayani pasien COVID-19.

"Kebijakannya (RS Royal) tidak ditempatkan dalam perawatan COVID-19, jadi rumah sakit ini dipisah antara pasien COVID-19 dan tidak. Jadi beliau tidak ditempatkan pada tempat yang merawat COVID-19," katanya.

Tapi nasib berkata lain. Setelah memutuskan bekerja, beberapa hari kemudian Ari tumbang dan harus istirahat. Ia pun diduga terjangkit virus corona karena mengalami gejala klinis COVID-19. Saat meninggal ia belum dinyatakan positif COVID-19 karena hasil laboratorium belum keluar.

Namun kini, Joni bisa memastikan setelah hasil laboratorium dari tes PCR yang dijalani Ari menunjukkan hasil positif.

Sebelumnya, kepergian Ari sempat ramai diperbincangkan di media sosial usai video saat dirinya menggunakan ventilator dan dibawa oleh petugas medis viral, Minggu (17/5/2020) lalu.

Meninggalnya Ari dan calon bayi dalam kandungnya itu menyisakan duka yang mendalam bagi seluruh masyarakat Indonesia, khususnya rekan-rekan perawat dan juga tenaga medis lainnya.

Tak mau ada kisah Ari lainnya, Joni berpesan agar masyarakat meningkatkan kesadaran bersama pentingnya peran pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Jadi jangan sampai hanya karena bosan di rumah aja, Urbanreaders mengorbankan perjuangan orang lain, khususnya para tenaga medis yang hingga saat ini tak kenal lelah berjuang membantu pasien COVID-19, ya! 

Jangan lupa, tetap di rumah aja dan hanya keluar untuk kepentingan mendesak. Selalu gunakan masker jika keluar rumah, rajin cuci tangan agar tetap bersih, dan terapkan selalu physical distancing.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait