URnews

Guru Besar UB Sarankan Pemerintah Terapkan Beberapa Kebijakan Setelah Pandemi

Shelly Lisdya, Selasa, 10 November 2020 09.35 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Guru Besar UB Sarankan Pemerintah Terapkan Beberapa Kebijakan Setelah Pandemi
Image: Universitas Brawijaya. (Nunung Nasikhah/Urbanasia)

Malang - Guru Besar Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB), Candra Fajri Ananda mengatakan, hal utama yang harus diperhatikan saat ini adalah bagaimana menangani permasalahan kesehatan di tengah keterbatasan pandemi COVID-19.

Pria yang juga merupakan Staf khusus Menteri Keuangan ini menyebut, percuma jika kebijakan ekonomi yang didisain apabila human capitalnya hilang maka hasilnya akan nihil.

“Intinya bahwa pengelolaan kesehatan saat ini menjadi hal utama yang harus dijalankan pemerintah. Hal inilah yang membedakan antara krisis saat ini dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya,” katanya.

Merespon permasalahan yang terjadi, Candra pun menawarkan beberapa pilihan kebijakan yang bisa dijalankan pemerintah dalam jangka pendek dan setelah pandemi.

Untuk jangka pendek kebijakan berfokus pada bidang kesehatan, jaring pengaman sosial (JPS) dan BLT. Sedangkan untuk periode setelah pandemi adalah berfokus pada bagaimana penguatan agregat demand atau daya beli dengan cara menciptakan lapangan pekerjaan. Kedua adalah reformasi di seluruh sektor.

“Pandemi COVID-19 mengajarkan banyak hal bahwa semua kebijakan bisa dilakukan dengan efisien bahkan dari rumah pun bisa menghasilkan PERPU,” katanya.

Sementara Ketua IKA UB, Ahmad Erani Yustika menanggapi bahwa semua desain program pemerintah harus bisa dijalankan dengan cepat.

“Bagaimana program-program harus bisa disinergikan dengan paket stimulus pemerintah. Jika hal ini bisa dilakukan maka pengejawantahan hadir di lapangan bisa terlaksana,” katanya.

Dikatakannya paket stimulus pemerintah terdiri dari bidang kesehatan Rp 75 triliun, perlindungan sosial Rp 110 triliun, industri Rp 70 triliun, dan pemulihan ekonomi 150 triliun.

Menanggapi tentang bidang kesehtan, Erani juga beranggapan sama bahwa untuk bidang kesehatan saat ini harus, menjadi fokus perhatian utama.

Ia menambahkan, bahwa Indonesia harus mampu memiliki kedaulatan di bidang farmasi sehingga bisa mencukupi kebutuhan terhadap obat-obatan didalam negeri.

“Bahkan jika perlu Indonesia bisa menciptakan vaksin sendiri untuk COVID-19, ini,” tandasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait