URtrending

Harga Kulit Harimau Capai Rp 80 Juta Bikin Pedagang Gelap Nekat

Anita F. Nasution, Senin, 17 Februari 2020 11.02 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Harga Kulit Harimau Capai Rp 80 Juta Bikin Pedagang Gelap Nekat
Image: Ilustrasi (Pixabay)

Riau - Sindikat perdagangan organ harimau Sumatera (Panthera tigris Sumatrae) masih marak dilakukan lewat pasar gelap. Hal ini karena tingginya permintaan dan harga yang ditawarkan.

Perdagangan organ harimau Sumatera ini telah terjadi di Kabupaten Indragiri Hulu yang terdapat 3 tersangka yang menjadi kurir dalam perdagangan illegal tersebut. 

Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Kepolisian Daerah Riau Inspektur Jenderal Polisi Agung Setya Imam Effendi yang menyatakan ditemukannya sejumlah barang bukti berupa kulit, taring serta tulang belulang harimau Sumatera di Indragiri Hulu. 

"Ketiga tersangka merupakan kurir yang membawa organ harimau dari Jambi ke Indragiri Hulu, Riau," ungkap Agung pada Minggu 16 Februari 2020.

Baca Juga: Temuan Benda Diduga Fosil Hewan Purba Bikin Geger Warga Madiun

Dari kasus ini, terungkap ketiga kurir tersebut ternyata dikendalikan oleh pelaku lainnya yang diketahui berinisial H dan A yang kini telah dimasukkan ke dalam daftar pencarian orang (DPO). 

Lebih lanjut Kepala Bidang Humas Polda Riau Kombes Pol Sunarto menyampaikan bahwa tawaran harga yang cukup tinggi tersebut menjadi salah satu alasan aksi kejahatan ini terus dilakukan. 

Baca Juga: Kebakaran Lahan di Australia: 500 Juta Hewan Mati, Termasuk Koala

Sunarto mengatakan selembar kulit harimau bisa laku terjual di padar gelap dengan harga Rp 80 juta. Belum lagi tulang belulang yang dihargai Rp 2 juta per kilogram serta taring harimau dengan harga Rp 1 juta per itemnya.

"Harga tinggi itu disinyalir menjadi alasan para penyelundup untuk nekat melakukan aksi kejahatannya. Indonesia sebagai bagian dari dunia internasional, akan menghentikan kejahatan penyelundupan satwa tersebut, mengingat satwa itu sudah dalam kategori terancam punah," ujarnya Sunarto.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait