URtrending

Hebat, Indonesia Punya Pusat Pengolah Kakao Jadi Cokelat Siap Konsumsi, Lho!

Urbanasia, Jumat, 15 Februari 2019 22.21 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Hebat, Indonesia Punya Pusat Pengolah Kakao Jadi Cokelat Siap Konsumsi, Lho!
Image: Petani pengolah kakao menjadi cokelat yang siap dikonsumsi. (Image: factsofindonesia.com)

Urban Asia - Meski Valentine's Day telah lewat, tapi tak sedikit hingga akhir pekan ini pasangan-pasangan yang ingin memberikan bentuk kasih sayangnya berupa coklat.Tapi, apakah kalian tahu kalau Indonesia masuk tiga besar negara produsen kakao terbesar di dunia?Sayangnya, selama ini Indonesia hanya aktif sebagai supplier saja, lho. Padahal jika kakao ini diolah menjadi cokelat siap makan, harganya bisa lebih mahal dan keuntungan yang dihasilkan akan lebih besar.Baca Juga: Valentine Bukan Budaya Kita, Ini Lho Budaya Orang Indonesia Sebenarnya!Berangkat dari fenomena itu, Universitas Gadjah Mada (UGM) mendirikan fasilitas pengolahan biji kakao menjadi coklat yang siap dikonsumsi yang berfungsi sebagai pabrik sekaligus tempat penelitian dengan nama Pusat Pengembangan Kompetensi Industri Pengolahan Kakao Terpadu (PPKIPKT). Pusat Pengembangan Kompetensi Industri Pengolahan Kakao Terpadu (PPKIPKT) milik UGM. (Image: ristekdikti.go.id) Kita sebagai penghasil kakao nomor tiga di dunia, kita tidak boleh hanya puas sebagai supplier kakao, tapi kita harus menghasilkan produk akhir, tutur Menteri Perindustrian RI, Airlangga Hartarto.Fasilitas ini juga dijalankan oleh perusahaan milik UGM di bidang perkebunan yakni PT Pagilaran dan terletak di tengah perkebunan yang berada di Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Ini bagian dari program Inovasi di Kemenristekdikti, yaitu menghilirkan riset terapan yang ada di industri kakao yang sudah dihasilkan PT. Pagilaran, di bawah koordinasi UGM, untuk ke depannya menjadi bagian dari program teaching industry, ungkap Menristekdikti, Mohamad Nasir. Selain sebagai pusat pengolahan kakao menjadi cokelat siap saji, PPKIPKT juga akan didorong untuk mengembangkan hasil perkebunan kakao.Baca Juga: Habiskan Waktu Bersama Pasangan di 5 Restoran Ini, Dijamin Bakal Romantis Abis! Semisal awalnya satu hektar lahan dapat menghasilkan satu ton kakao, maka kedepannya dari luasan lahan yang sama bisa menghasilkan 3 atau 4 ton. Untuk itu diperlukan terus-menerus teknologi dan inovasi yang terbaru. Selain itu, manajemen Pusat Pengolahan Kakao UGM juga harus terus menerus disesuaikan dan beradaptasi dengan kemajuan revolusi industri 4.0 dan society 5.0 yang tengah mendunia saat ini. Dimasa yang akan datang, para akademisi (UGM), business society (PT Paligaran) dalam koordinasi government (Kemenristekdikti) diharapkan terus berkolaborasi dengan peneliti, perekayasa dan inovator, untuk secara kontinyu menghasilkan inovasi unggul buatan anak bangsa.Baca Juga: Lagu-lagu yang Pas Banget Kamu Jadiin Playlist di Bulan Kasih SayangSelain menghasilan berbagai inovasi, Nasir juga berharap akan selalu ada penelitian, rekayasa dan inovasi baru, yang dihasilkan oleh mahasiswa/i pascasarjana pada PPKIPKT UGM, yang dipercayakan sebagai salah satu model teaching industry di Indonesia. Kalau bisa kita berkolaborasi dengan peneliti lain baik di Indonesia, maupun dari luar negeri. Para peneliti di pusat ini, harus bisa menghasilkan doktor milenial yang spesifik dan unggul untuk pengolahan kakao kedepannya, imbuh Nasir.(*)

Penulis: Nunung Nasikhah (Kontributor Malang)

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait