URtech

Hoax Banyak Beredar, Jubir Vaksinasi COVID-19: Jangan Langsung Percaya

Kintan Lestari, Sabtu, 17 Juli 2021 11.48 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Hoax Banyak Beredar, Jubir Vaksinasi COVID-19: Jangan Langsung Percaya
Image: Ilustrasi hoax. (Pixabay)

Jakarta - Kasus COVID-19 yang belakangan ini meningkat meresahkan masyarakat. Dan keresahan tersebut diperparah dengan munculnya sejumlah hoax.

Dan sayangnya, beberapa orang percaya hoax tersebut sehingga menyepelekan protokol kesehatan maupun menolak vaksinasi.

Melihat masih banyaknya hoax tentang COVID-19, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian RI, dr Siti Nadia Tarmizi menegaskan kepada masyarakat untuk tidak percaya pada hoax atau berita bohong, terutama yang beredar di media sosial.

“Karena hoaks itu betul-betul membahayakan diri kita dan orang lain,” tegas Nadia, Jumat (16/7/2021).

Dia mendorong masyarakat untuk memastikan informasi yang beredar berasal dari sumber resmi dan narasumber yang dapat dipercaya, misalnya dari situs pemerintah seperti KPCPEN yaitu lewat situs covid19.go.id.

“Sudah banyak akses yang memudahkan kita untuk mengecek kebenaran informasi yang kita terima. Jadi jangan langsung percaya begitu saja dengan informasi yang beredar, khususnya di media sosial,” ujarnya.

Hal serupa juga disampaikan Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat (IAKMI), dr Hermawan Saputra. Hermawan meminta masyarakat untuk betul-betul menyaring berita yang berkembang.

Misalnya, seorang tokoh agama memberikan pernyataan tertentu, maka masyarakat harus melihat dulu apakah tokoh agama ini betul-betul mewakili institusinya atau juga punya otoritas terkait dengan apa yang disampaikan.

“Hal itu harus diverifikasi supaya sejalan juga dengan tokoh agama dan Majelis Ulama Indonesia (MUI),” kata Hermawan.

Begitu juga dengan apa yang disampaikan oleh tenaga kesehatan atau tokoh masyarakat lainnya.

“Kemampuan kita memverifikasi dari sumber resmi, itu yang akan memudahkan kita juga mempertanggungjawabkan apa yang menjadi materi atau bahan dari diskusi,” katanya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait