URtrending

Indahnya Toleransi, Tabuhan Rebana Iringi Misa Natal di Semarang

Nunung Nasikhah, Rabu, 25 Desember 2019 14.00 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Indahnya Toleransi, Tabuhan Rebana Iringi Misa Natal di Semarang
Image: Diskominfo Jateng

Semarang – Puluhan anak dengan ceria menyanyikan lagu berjudul ‘Nandur Rukun’dalam perayaan Misa Natal di Gereja Mater Dei, Kelurahan Lamper Kidul Kecamatan Semarang Selatan, Rabu (25/12/2019) pagi.

Sesuai judulnya, lagu ini menceritakan kerukunan antar umat beragama dan persatuan Indonesia. Tepat dinyatakan dalam suasana Natal seperti saat ini.

Anak-anak tersebut menyanyikannya di halaman gereja dengan diiringi oleh group rebana dari Pondok Pesantren Roudlotul Solihin, Sayung, Kabupaten Demak. Pemandangan yang sekilas tampak sangat kontras.

Lagu tersebut dinyanyikan tepat sebelum pelaksanaan ibadah Misa Natal yang disambut dengan gemuruh tepuk tangan ribuan jemaat gereja.

Baca juga: Mushola di Geraja Surabaya, Bukti Indahnya Toleransi Antar Umat Beragama

Mereka kagum dengan kolaborasi epic antara Paswa Anak Gereja Mater Dei dengan group Rebana Ponpes Roudlotul Solihin tersebut. Sungguh menyejukkan hati.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang pagi itu berkeliling sepeda ke gereja-gereja juga tak dapat menutupi kebahagiaannya.

Ia mengungkapkan, apa yang ada di Gereja Mater Dei saat itu menunjukkan bagaimana kehidupan antar umat beragama di Jawa Tengah sangat damai.

“Dari perjalanan saya berkeliling gereja, hari ini paling unik. Saya disambut anak-anak yang menyanyi sangat bagus, sangat kompak dengan pesan perdamaian dan persatuan. Yang menarik, penampilan anak-anak ini diiringi rebana dari salah satu Pondok Pesantren di Demak,” ujar Ganjar dikutip dari Diskominfo Jawa Tengah.

Baca juga: Kreatif! Gereja di Malang Bikin Pohon Natal dari Sampah yang Didaur Ulang

Ganjar mengatakan, seperti inilah seharusnya Indonesia. Semua masyarakat dapat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, meski dengan cara yang sederhana.

“Ini sederhana, tapi menggembirakan. Kita tunjukkan spirit Merah Putih, spirit persatuan Indonesia. Umat muslim bisa ikut mangayubagyo dalam perayaan natal ini dengan suasana Indonesia banget, suasana yang lokal dan penuh nilai-nlilai kultural. Ini luar biasa,” imbuhya.

Sementara itu, Pengasuh Ponpes Roudlotul Solihin, KH Abdul Qodir mengatakan bahwa keikutsertannya dalam memeriahkan natal tahun ini adalah untuk meneguhkan kembali semangat kebersamaan dan keberagaman.

Di samping visi pondok pesantren yang dipimpinnya adalah mencetak santri yang inklusif yang mau menerima perbedaan.

“Ini salah satu wujud konkrit kami untuk melaksanakan visi itu. Kami datang ke gereja ini untuk ikut mangayubagyo dengan saudara-saudara Kristiani,” tandas Qodir.

Baca juga: Hari Natal, Risma Beri Pesan Damai di Gereja Bekas Lokasi Bom Surabaya

Menurutnya, Natal merupakan momentum untuk kembali meneguhkan persaudaraan. Di tengah maraknya isu radikalisme, pihaknya ingin menunjukkan bahwa masih banyak orang yang berjuang demi keutuhan NKRI.

“Meski akan muncul pro dan kontra, namun kami lebih menekankan aspek kemanusiaan dan aspek persaudaraan. Karena bagi kami, misi agama itu yang terpenting adalah kemanusiaan di atas ritual dan sebagainya,” tegasnya.

Menanggapi hal tersebut, Pastor Kepala Gereja Mater Dei Sugihartanto tampak begitu bahagia dan bergembira menyambut kehadiran para santri dari Ponpes Roudlotul Solihin Demak.

Menurutnya, momentum ini menjadi bukti bahwa masih banyak masyarakat yang menginginkan persatuan dan kesatuan.

“Kami sangat bergembira sekali. Kami ingin anggota bangsa dan negara membangun persaudaraan. Dalam rangka mewujudkan itu, kita harus berusaha melakukan apa yang baik bagi bangsa dan negara. Natal ini sebagai momen untuk meneguhkan kembali semangat persaudaraan itu. Rawuhnya pak Kyai bersama rombongan, ini kebahagiaan bagi kami,” pungkas Sugihartanto.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait