URstyle

Indonesia Terima 200 Vial Obat Gangguan Ginjal Akut Hibah dari Jepang

William Ciputra, Selasa, 1 November 2022 09.26 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Indonesia Terima 200 Vial Obat Gangguan Ginjal Akut Hibah dari Jepang
Image: Obat gangguan ginjal akut yang didatangkan dari Jepang. (Humas Kemkes)

Jakarta - Indonesia kembali menerima pasokan obat gangguan ginjal akut injeksi merk Fomepizole 1,5 mililiter dari Jepang. Obat ini tiba di Tanah Air pada Sabtu (29/10/2022) dini hari lalu. 

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menerangkan, 200 vial obat ini merupakan hibah dari Jepang, yaitu donasi dari PT Takeda Indonesia.

“Hibah ini dilaksanakan dengan itikad baik atas nama kemanusiaan untuk kepentingan kesehatan anak Indonesia,” ujar Budi dalam pernyataan di laman Kemkes yang dikutip Urbanasia, Selasa (1/11/2022).

Obat ini keluar dari bandara pada Sabtu dini hari. Kemudian, ratusan vial obat tersebut akan langsung dikirim ke Instalasi Farmasi Pusat. 

Kementerian Kesehatan selanjutnya akan mendistribusikan obat tersebut sesuai yang dibutuhkan kepada seluruh rumah rujukan tingkat provinsi di Indonesia.

”Obat antidotum ini akan diberikan secara gratis kepada seluruh pasien di Indonesia,” ujar Budi.

Sebelumnya telah diketahui 10 dari 11 pasien gangguan ginjal akut yang mengonsumsi obat sirup yang diduga tercemar senyawa kimia tertentu berangsur membaik kondisinya setelah diberi obat ini.

Tiga orang anak sudah tidak membutuhkan ventilator dan 1 orang sudah dipulangkan. Menurut Budi, obat Fomepizole memberikan dampak positif untuk pengobatan pasien gangguan ginjal akut.

Indonesia telah mendatangkan Fomepizole dari Singapura, Australia, dan Jepang. Saat ini sedang dijajaki peluang mendatangkan Fomepizole dari Amerika Serikat dan Kanada.

”Ini upaya yang kita lakukan untuk melakukan pencegahan peningkatan kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal. Kita akan didistribusikan ke seluruh rumah sakit pemerintah yang merawat pasien gangguan ginjal akut,” tandasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait