URstyle

Ini Alasan Kaktus dan Sukulen Kian Diminati Selama Pandemi

Nivita Saldyni, Kamis, 26 November 2020 11.49 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Ini Alasan Kaktus dan Sukulen Kian Diminati Selama Pandemi
Image: Kaktus jenis Lophophora sp., di pameran 'Inhibitat : Panji Wisesa'. (Nivita Saldyni/Urbanasia)

Surabaya - Banyak masyarakat mulai berburu tanaman hias untuk dipelihara di masa pandemi COVID-19 ini, salah satunya kaktus dan sukulen. Jenisnya yang beragam, membuat kaktus dan sukulen punya daya tarik tersendiri.

Hal ini pun dibenarkan oleh Sugita Wijaya, Ketua Komunitas Cactus and Succulent Society Indonesia (CSSI). Menurutnya, minat masyarakat memelihara kaktus dan juga sukulen telah melonjak selama pandemi ini.

"Memang sejak work from home (WFH) lonjakannya luar biasa. Jadi mereka yang gak biasa di rumah, mungkin karena sering lihat (kaktus dan sukulen) di Instagram kemudian minat mereka jadi luar biasa. Lama-lama ingin memelihara," kata Sugita saat ditemui Urbanasia di pameran 'Inhabitat : Panji Wisesa' di Surabaya, Rabu (25/11/2020) lalu.

Apalagi, menurutnya kaktus dan sukulen punya beberapa keunggulan di banding tanaman hias lainnya. Pertama, perawatan kaktus dan sukulen lebih mudah ketimbang tanaman hias lainnya.

"Kalau tanaman lain kan harus rajin dirawat. Janda bolong misalnya yang sedang tren juga, tiap hari harus disiram. Kalau ini (kaktus dan sukulen), seminggu sekali aja. Kan orang cari yang sederhana di tengah kesibukannya. Jadi (memelihara kaktus atau sukulen) gak mengganggu aktivitas kita," jelasnya.

Selain itu, kaktus dan sukulen bisa menghadirkan suasana baru dalam rumah. Sebab tanaman ini punya bentuk yang unik.

"Sekarang banyak yang koleksi kaktus dan sukulen karena memang bentuknya yang unik, jadi cocok juga dijadikan ornamen desain interior di rumah. Banyak juga yang menjadikan keduanya sebagai alternatif hadiah atau kado untuk orang terdekat. Tanaman ini memang memiliki segmentasi yang sangat luas, apalagi kalau diletakkan di pot yang unik pasti value dari kaktus dan sukulen itu akan meningkat," kata Sugita panjang lebar.

Pria yang telah menggeluti kaktus dan sukulen sejak tahun 2005 ini juga menambahkan bahwa umur kaktus yang bisa mencapai puluhan tahun juga membuat banyak orang mulai melirik tanaman hias satu ini. Bahkan kaktus dan sukulen juga bisa menjadi ladang bisnis yang menggiurkan, loh!

"Ini sedang tren di Indonesia. Harganya antara Rp 15 - 30 juta. Usianya bisa 25 - 30 tahun," kata Sugita sambil menunjukkan kaktus berjenis Gymnocalycium mihanovichiikepada Urbanasia.

"Kita beli satu seperti ini, kan mahal ya? Dalam waktu singkat dia akan beranak. Anaknya itu lalu kita potong dan tanam. Kita jual Rp 500 ribu (anakan), laku. Jadi bisa dibisniskan," pungkasnya.

Nah, untuk Urbanreaders khususnya di Surabaya yang tertarik untuk mengoleksi kaktus dan sukulen atau ingin tahu lebih dalam tentang keduanya, kamu bisa loh mampir ke pameran 'Inhibitat : Panji Wisesa' di Milieu Space.

Acara ini gratis dan terbuka untuk umum. Pameran ini akan buka mulai Rabu (25/11/2020) hingga Minggu (29/11/2020). Jadi jangan sampai kelewatan untuk mengupas lebih dalam seni botani dan keramik di 'Inhibitat : Panji Wisesa' ya!

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait