URguide

Ini Saran Psikolog Jika Kita Diancam Doxing

Deandra Salsabila, Rabu, 18 Agustus 2021 10.13 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Ini Saran Psikolog Jika Kita Diancam Doxing
Image: Ilustrasi hal pribadi. Sumber: Unsplash

Jakarta - Seiring perkembangan zaman, wadah bagi seseorang untuk menempatkan hal-hal terkait identitasnya sangat banyak, seperti media sosial, laman atau website pribadi, dan lainnya. Namun, medium untuk orang lain membongkar identitas pribadi juga menjadi sama banyaknya.

Hal tersebut dapat mengacu pada hal yang dinamakan doxing. Doxing merupakan kegiatan membongkar atau menyebarkan informasi pribadi seseorang yang dilakukan oleh orang tidak berwenang atau tanpa izin dari pihak yang bersangkutan.

Melansir The Conversation USA, Senin (16/8/2021), kata doxing berasal dari istilah internet yang cukup lama, yaitu dari gagasan mengumpulkan dokumen atau "docs" pada seseorang. Dari kata itulah istilah doxing dibuat dan dikenal hingga saat ini. 

Data-data seseorang dapat dicari dan dikumpulkan melalui berbagai cara, seperti mengambil informasi yang tersedia untuk umum, penelitian catatan publik, atau melakukan akses secara tidak sah ke database pribadi dan sistem komputer atau juga biasa disebut dengan hacking.

1586847394-ilustrasi-stres-pixabay.jpgSumber: Ilustrasi cemas dan stres. (Pixabay)

Menjadi korban doxing dan mendapatkan ancaman dari sang pelaku dapat mengganggu kesehatan mental. Korban dapat menjadi cemas, sedih, marah, dan kecewa. Lalu, apakah yang dapat korban lakukan ketika mengalami hal tersebut?

Lucy Savitri, seorang psikolog turut memberikan pendapatnya mengenai hal ini. Menurut Lucy, ada beberapa hal yang dapat dilakukan ketika seseorang diancam doxing.

“Jauhi semua sosmed, log off saja. Konsultasi juga dengan psikolog karena memang ini tidak bisa diatasi sendiri. Self esteem dan self imagenya harus dibantu untuk ditingkatkan kembali karena ada banyak terapi yang bisa dilakukan,” jelas Lucy ketika diwawancarai Urbanasia pada Senin (16/8/2021).

Selain itu, dukungan dari orang-orang terdekat seperti keluarga untuk membesarkan hati dan mengembalikan rasa percaya diri juga merupakan hal yang penting untuk dilakukan.

Lucy juga membagikan upaya pencegahan agar tidak menjadi korban doxing. Menurutnya, kita perlu melakukan setting privacy di media sosial pribadi. Kita juga perlu memilih mana orang yang bisa mengikuti media sosial kita.

“Sosmed bukan diary, sehingga hal-hal yang sifatnya personal tidak perlu di posting. Sebelum posting dipikirkan dulu baik-baik apakah kita siap dengan beragam reaksi orang. Jika iya, boleh dilakukan. Jika tidak, maka tidak perlu dilakukan,” tegas Lucy.

“Pisahkan kehidupan pribadi dan kehidupan profesional. Sebisa mungkin jangan melakukan pertemanan di sosmed dengan teman satu sekolah atau teman satu kantor. Bila tidak bisa dicegah, maka biasanya orang membuat dua akun untuk memisahkan hal itu. Satu akun khusus kehidupan personal. Satu akun lainnya untuk pertemanan professional,” tutup Lucy.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait