URedu

Inovatif! Smart Watering Karya Mahasiswa Unair Ini Bantu Petani Pantau Kelembaban Tanah

Nivita Saldyni, Senin, 20 Januari 2020 10.00 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Inovatif! Smart Watering Karya Mahasiswa Unair Ini Bantu Petani Pantau Kelembaban Tanah
Image: Humas Unair

Surabaya - Mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) kembali mengenalkan salah satu karya inovatifnya.

Kini, Affandy Fahrizain, mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga (FST UNAIR) menciptakan aplikasi berbasis Internet of Things untuk membantu petani dalam perawatan tanah untuk bercocok tanam.

Hal ini berangkat dari keresahan atas kurangnya pemahaman petani atas kebutuhan tanah untuk bercocok tanam.

Padahal, hasil panen dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya tanah.

Untuk itu, Affandy menciptakan Smart Watering System for Greenhouse Farmers based on Internet of Things and Android untuk membantu petani dalam perawatan tanah guna melakukan kegiatan bercocok tanam.

Baca Juga: Akses Informasi Obat dengan Mudah Pakai Aplikasi Besutan Mahasiswa Malang Ini

Aplikasi itu bisa membantu mengatur kelembaban tanah dan mengontrol air yang diberikan ke tanaman.

“Inovasinya berupa perangkat keras Internet of Things yang terhubung sama server, sehingga pengguna bisa memantau tingkat kelembaban tanah dan suhu ruangan di sekitar tanaman dengan mudah,” kata Affandy.

Mahasiswa tingkat akhir itu mengatakan bahwa aplikasi buatannya menggunakan sensor untuk mendeteksi tingkat kelembaban tanah.

Dengan sensor itu, jika tingkat kelembaban tanah berada di bawah batas yang ditentukan, maka pompa air akan otomatis menyala.

Sebaliknya, jika kelembaban sudah pas, pompa air bakal mati dengan otomatis.

“Cara kerjanya kalau sensor mendeteksi tingkat kelembaban tanah di bawah batas yang ditentukan, maka pompa air akan otomatis menyala. Ketika kelembabannya sudah mencapai atau melebihi batas, maka pompa air akan otomatis mati,” imbuhnya.

Baca Juga: Keren, Dua Inovasi Mahasiswa Ini Berhasil Sabet 3 Emas di Ajang Internasional

Dalam prosesnya, ia juga mengaku sempat kesulitan. Bahkan masalah itu datang dari faktor internetnya.

“Kesulitannya karena ini terhubung dengan internet, jadi ya sangat bergantung sama kualitas koneksi internet. Kalau internetnya lambat maka alat pun akan lambat juga responnya,” katanya.

Meski begitu jangan salah guys, aplikasi itu udah berhasil digunakan untuk memantau kondisi tanaman secara real-time lho.

Untuk itu, Affandy berharap aplikasi buatannya itu bisa dikembangkan lagi untuk membantu banyak orang terlebih dalam bidang yang lain.

Lewat inovasinya itu, Affandy berhasil mendapatkan gold award dalam ajang International Exhibition of Research, Idea & Innovation on Creative and Humanizing pada 16-18 Desember 2019 lalu di Convention Hall, Level 5 E-Learning, Sultan Abdul Jalil Shah Campus (KSAJS), Sultan Idris Education University (UPSI), Malaysia.

Nggak tanggung-tanggung, Affandy juga membawa pulang penghargaan Best Project dari IEEE Systems, Man and Cybernetics Society (IEEE SMC). Selamat atas pencapaiannya!(*)

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait