URtech

Inspiratif! Bocah 13 Tahun Berpenghasilan Rp 168 Juta dari Coding

Afid Ahman, Senin, 9 September 2019 09.20 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Inspiratif! Bocah 13 Tahun Berpenghasilan Rp 168 Juta dari Coding
Image: Muhammad Akmal Hazim(World of Buzz)

Malaysia-Belakangan banyak anak muda ingin menjadi Youtuber karena menjanjikan penghasilan yang berlimpah. Padahal banyak profesi lain di era digital ini yang tidak kalah menterengnya dari segi pendapatan.

Lihat saja yang diterima Muhammad Akmal Hazim. Umurnya masih 13 tahun, tapi pendapatannya mencapai 50 ribu ringgit atau sekitar Rp 168 juta. Itu didapatnya lataran dirinya jago coding.

Dia membuat website benchpoint.io yang menawarkan solusi uji kecepatan jarak jauh dan sistem perbandingan internet.

Dengan aplikasi buatannya, klien dapat melakukan tes kecepatan pada server yang mencakup pengujian beban yang dapat ditangani server. Ini memungkinkan klien untuk memprediksi kemampuan server mereka untuk menangani lalu lintas besar.

Muhammad

Muhammad Akmal Hazim (World of Buzz)

Kepada The Borneo Post, Akmal menjelaskan ide di balik aplikasi yang dibuatnya itu. Dia mengaku terinspirasi dari salah satu kliennya harus membuang waktu bolak-balik ke layar komputer untuk memantau server.

"Jadi saya buat perangkat lunak yang cukup diinstal, copy dan paste kode ke server dan setelah itu client dapat mengelola tes kecepatan dari antarmuka web," ujarnya.

Baca Juga : Asyik, whatsapp call bisa lewat google assistant

Lantaran sangat memudahkan, banyak perusahaan yang akhirnya menjadi clientnya. Saat ini bocah asal Malaysia itu menangani 400 klien dalam setahunnya.

Kendati sudah tergolong berhasil, Akmal tidak lantas puas diri.Dia ingin melakukan inovasi lain yang dapat membantu lebih banyak orang.

Akmal berencana untuk membuat platform untuk Malaysia, yang bertujuan untuk mengurangi latensi dan meningkatkan kecepatan internet sambil menghindari downtime.

Salut ya guys, semoga semangat dan kesuksesan Akmal menginspirasi kita.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait