URnews

ITS Bikin Sepeda Khusus untuk Terapi Pasien Pascastroke

Nivita Saldyni, Jumat, 29 November 2019 08.40 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
ITS Bikin Sepeda Khusus untuk Terapi Pasien Pascastroke
Image: Humas ITS Surabaya

Surabaya - Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, bukan tak mungkin jika melakukan terobosan baru dengan mengawinkan riset teknologi dengan dunia medis.

Hal inilah yang dilakukan oleh Laboratorium Perancangan dan Pengembangan Produk (P3) Teknik Mesin ITS.

Dalam Focus Group Discussion (FGD) Sepeda Roda Tiga ITS (SeraITS) di Auditorium lantai 6 Departemen Teknik Industri ITS, Kamis (28/11/2019) lalu, mereka memperkenalkan inovasi terbarunya yaitu alat bantu terapi pasien pascastroke.

Kepala Lab P3 Teknik Mesin ITS, Prof. Dr. Ir. I Made Londen Batan MEng menjelaskan bahwa terapi pascastroke merupakan bagian dari rangkaian perawatan penyakit stroke.

Menurutnya, alat bantu terapi fisik yang umum digunakan hingga saat ini bersifat statis seperti treadmill, sepeda statis dan sepeda statis platinum.

Baca Juga: Stroke Bisa Menyerang Anak Muda, Ini Tanda-tandanya

Oleh karenanya, riset SeraITS hadir untuk memberikan alternatif, di mana alat fisioterapi dapat berfungsi sekaligus sebagai alat mobilitas.

Ini tentu lebih unggul dan memiliki banyak manfaat ketimbang alat bantu terapi stastis yang kita kenal selama ini.

Kabarnya, alat ini telah diinisiasi sejak 2007 lho. Namun tentu ia telah mengalami banyak perubahan dan penyesuaian.

Menurut Londen desain pertama SeraITS yang dapat berjalan memiliki dua roda di bagian depan sepeda dan satu roda di bagian belakang. Namun setelah melewati berbagai tes uji, kini desain SeraITS yang digunakan yaitu dengan dua roda di belakang dan satu roda di bagian depan.

text (Foto: Humas ITS Surabaya)

Menurutnya, SeraITS sendiri sudah menjalani beberapa kali pengujian. Terakhir, SeraITS diuji pada tahun lalu di Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Surabaya oleh Rosadila Febritasari ST, mahasiswa Teknik Mesin ITS yang telah melakukan pengujian sebagai penelitian Tugas Akhirnya.

Bagi Rosa, butuh satu bulan untuk menyelesaikan proses pembuatan sepeda. Sedangkan untuk pengujiannya, ia mencoba pada lima pasien stroke setengah (sebagian tubuh) yang sedang mengalami fase perawatan pascastroke di RSU Haji selama sebulan, setelah sebelumnya melakukan serangkaian prosedur persiapan.

Baca Juga: Kisah Warga Malang yang Stroke dan Tinggal di Gubuk Bersama Dua Kambing

Rosa melakukan uji coba setiap tiga kali dalam satu minggu pada pasien. Hasilnya, pasien mengalami kemajuan meski tak seratus persen, bahkan ada yang sudah bisa berjalan berkat terapi ini.

Versi SeraITS yang digunakan Rosa lebih ergonomis dari versi sebelumnya.

“Contohnya dari sisi pedal dan stang sepeda, kami buat agar pengguna lebih nyaman saat menggunakan,” katanya.

Meski demikian, Londen mengaku desain SeraITS akan terus diperbarui sehingga lebih nyaman dan efektif bagi kesembuhan pasien. Rencananya, SeraITS akan diproduksi secara massal mulai tahun depan.

“Kami telah melengkapi prosedur kesehatan yang ada. Penggunaan SeraITS tetap memerlukan pendampingan tim medis,” tutup Londen.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait