URtrending

Jenazah PDP COVID-19 di Makassar Kembali Dibawa Kabur Massa

Nivita Saldyni, Selasa, 9 Juni 2020 12.34 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Jenazah PDP COVID-19 di Makassar Kembali Dibawa Kabur Massa
Image: Petugas gabungan TNI dan Polri mencoba mencegah ratusan orang yang ingin membawa paksa jenazah PDP COVID-19 dari RS Stella Maris, Kota Makassar, Minggu (7/6/2020). (Instagram @fakta.indo)

Makassar - Netizen kembali dibuat geger dengan sebuah video viral sekelompok massa yang mengambil paksa jenazah pasien dalam pengawasan (PDP) COVID-19 di Rumah Sakit Stella Maris, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (7/6/2020).

Dilansir dari video yang diposting akun instagram @fakta.indo Senin (8/6/2020) lalu, tampak sekelompok orang beramai-ramai menggotong tandu yang berisi jenazah PDP COVID-19 dari RS Stella Maris di Makassar.

Terlihat juga beberapa anggota gabungan berbaju TNI dan Polri yang berusaha menghentikan aksi massa yang berjumlah sekitar 150 orang itu.

Bahkan kabarnya aksi saling dorong pun terjadi antara massa dan aparat gabungan itu. Namun sayangnya, banyaknya massa yang hadir tak sepadan dengan petugas yang berjaga. Alhasil mereka pun berhasil membawa kabur jenazah tersebut.

Direktur RS Stella Maris, dr Luisa Nuhuhita pun membenarkan adanya pengambilan paksa jenazah di rumah sakitnya oleh ratusan orang, Minggu (7/6/2020) malam. Ia menyebut keluarg korban bahkan telah ikhlas dan mengizinkan jenazah dimakamkan sesuai prosedur COVID-19.

"Suami almarhumah juga kaget kok ada sekitar ratusan orang datang, ambil paksa jenazah dan membawanya ke rumah duka" kata dr Luisa di Kota Makassar, Selasa (9/6/2020).

Sebelumnya, ia menjelaskan pihaknya menerima pasien wanita berusia 50 tahun yang datang ke RS Stella Maris dengan gejala demam tinggi, batuk, dan sesak napas.

Namun kian hari kondisi pasien menurun hingga akhirnya meninggal dunia. Karena memiliki gejala COVID-19, pasien pun dinyatakan sebagai salah seorang PDP.

Untuk itu ia menyayangkan aksi ratusan orang yang membawa kabur jenazah tersebut. Bahkan baru diketahui pula bahwa mereka ternyata bukanlah keluarga inti korban.

"Kalau dilihat dari gejalanya, berkategori COVID-19. Jadi bagaimana kalau jenazah diambil paksa seperti itu dan menyebar ke seluruh keluarga, tetangga, dan orang lainnya," katanya. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait