URtrending

Jilbab Tak Wajib Jadi Kontroversi, Ini Penjelasan Istri Gus Dur

Nunung Nasikhah, Kamis, 23 Januari 2020 10.55 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Jilbab Tak Wajib Jadi Kontroversi, Ini Penjelasan Istri Gus Dur
Image: Sinta Nuriyah Wahid saat ngobrol bareng Deddy Corbuzier dalam program podcast "Close The Door". (Screenshot Youtube channel Deddy Corbuzier)

Jakarta - Istri almarhum Gus Dur, Sinta Nuriyah akhir-akhir tengah ramai jadi perbincangan publik setelah pernyatannya soal ‘tidak ada kewajiban mulimah memakai jilbab’ viral.

Pernyataan ini jelas menuai kontroversi. Banyak netizen yang merasa tak setuju dengan pernyataan tersebut.

Dalam kesempatan yang berbeda, Deddy Corbuzier kemudian mengundang Sinta Nuriyah dan putrinya Inayah Wulandari Wahid untuk mengklarifikasi hal tersebut dan ditayangkan di kanal Youtube-nya pada Rabu (22/1/2020).

“Berani sekali ibu mengatakan ‘tidak semua wanita muslimah wajib berjilbab’?” tanya Deddy pada Sinta dalam video yang diposting di Youtube.

Baca Juga: Perempuan Iran Divonis 20 Tahun Penjara karena Lepas Jilbab

“Berani. Karena saya mengartikan Alquran secara kontekstual bukan secara tekstual,” jawab Sinta.

Sinta juga menjelaskan bahwa untuk menerjemahkan ayat-ayat dalam Alquran, harus memenuhi banyak persyaratan.

Termasuk memahami ilmu tata bahasa Arab, alasan turunnya sebuah ayat hingga pertimbangan geografi dan budaya di mana ayat tersebut diturunkan.

“Kalau tidak memenuhi persyaratan itu orang yang menerjemahkan ya tidak akan benar memahami agamanya,” tandasnya.

Terkait beberapa terjemahan ayat Alquran yang menyinggung kewajiban wanita muslimah menutup aurat, Sinta mengatakan perbedaan ini terletak dari cara penafsiran.

Baca Juga: Berikut Rekomendasi Salon Muslimah di Jakarta

“Karena satu kata (dalam alquran) memiliki berbagai macam makna dalam bahasa arab itu. Kemudian dari budayanya dari segi sejarah turunnya, asbabun nuzul-nya, asbabun khuruj-nya itu apa? bagaimana ceritanya?” jelasnya.

Sinta bercerita bahwa ia juga sebelumnya telah melakukan telaah secara mendalam tentang ayat-ayat tersebut yang ia lakukan bersama dengan ulama lain.

“Itu semua saya kumpulkan untuk mentelaah untuk masalah itu,” tegasnya.

Hal yang sama juga dikatakan oleh Inayah. Ia bercerita bahwa sang ibu bahkan telah menyusun sebuah buku yang mengkaji ulang tentang seluk beluk perempuan dalam kajian kitab-kitab klasik yang diajarkan di banyak pesantren.

“Nah itu banyak sekali yang bias-bias gender karena ada kepentingan-kepentingan disitu,” ucap Inayah.

“Dan itu kalau ditelaah diliat segala macem mungkin berbeda dengan tafsiran yang diajarkan. Yang punya kepentingan-kepentingan tadi sebenernya berbeda dengan aslinya,” imbuhnya.

Baca Juga: Brand Baju Muslim Ini Luncurkan Koleksi Ramah Lingkungan

Sinta juga menjelaskan makna jilbab dan hijab yang banyak disalahartikan oleh publik. Menurutnya, dua hal tersebut adalah sesuatu yang berbeda makna.

“Jilbab dan hijab memiliki arti yang sangat berbeda. Kalau jilbab memiliki arti penutup kepala. Hijab itu pembatas. Karena pembatas maka dari bahan-bahan yang keras. Kayu dan sebagainya. Jilbab itu dari bahan-bahan yang tipis seperti kain untuk menutup,” papar Sinta.

Sinta dan Inayah juga mengamini bahwa jika Gus Dur masih hidup, pasti juga akan mengatakan bahwa tidak semua wanita muslim harus berjilbab.(*)

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait