URnews

Kasus Bunuh Diri di Jepang Melonjak Selama Pandemi COVID-19

Nivita Saldyni, Senin, 22 Februari 2021 13.17 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Kasus Bunuh Diri di Jepang Melonjak Selama Pandemi COVID-19
Image: Ilustrasi Depresi. Sumber: Pixabay

Tokyo - Kasus bunuh diri di Jepang selama pandemi COVID-19 tengah jadi sorotan. Berdasarkan laporan hasil penelitian berjudul 'Assessment of Suicide in Japan During the COVID-19 Pandemic vs Previous Years' diketahui bahwa tingkat bunuh diri di Jepang selama periode 2016 - 2019 ke 2020 telah meningkat tajam.

Penelitian ini menemukan peningkatan angka bunuh diri pada 2020 di Jepang meningkat pada bulan Oktober - November untuk pria dan Juli - November untuk wanita. Peningkatan terlihat di antara pria berusia kurang dari 30 tahun dan wanita berusia kurang dari 30 tahun dan 30 - 49 tahun.

Dilansir dari Open Access Government, angka bunuh diri di Jepang mencapai puncaknya pada 2003 dengan 34.427 orang bunuh diri. Angka ini relatif sama sampai 2009 dan kemudian mulai menurun secara perlahan. Bahkan pada 2019, pemerintah mencatat 20.169 orang telah bunuh diri. Jumlah ini merupakan angka terendah sejak Pemerintah mulai menghitung angka bunuh diri pada 1978. 

Sementara menurut laporan Japan Times, Senin (21/2/2021) lalu, Badan Kepolisian Nasional Jepang mencatat 20.919 orang bunuh diri pada 2020. Jumlah ini naik 750 dari tahun sebelumnya sekaligus menandai lonjakan tajam pertama dari tahun-ke-tahun dalam 11 tahun terakhir.


Kasus Bunuh Diri Melonjak untuk Wanita

1613974038-Individuals-Who-Died-of-Suicide,-Suicide-Rates,-and-Difference-in-Difference-Analysis-of-the-Suicide-Rates-in-April-Through-November-2020-vs-2016-2019-in-Women.pngSumber: Data bunuh diri pada April - November 2020 vs 2016-2019 pada Wanita. Sumber: JAMA Network.

Yap, tingkat bunuh diri di Jepang melonjak tajam pada gelombang kedua pandemi COVID-19, terutama pada wanita dan anak-anak. Dilansir dari Reuters, penelitian yang dilakukan peneliti di Universitas Sains dan Teknologi Hong Kong dan Institut Gerontologi Metropolitan Tokyo menyebut tingkat bunuh diri di Jepang pada Juli-Oktober 2020 naik 16% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

"Tidak seperti keadaan ekonomi normal, pandemi ini secara tidak proporsional memengaruhi kesehatan psikologis anak-anak, remaja, dan wanita (terutama ibu rumah tangga)," tulis Haruka Sakamoto dalam penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature Human Behavior itu.

Sebenarnya hal tersebut sempat turun di Februari - Juni 2020, yaitu sebesar 14 persen. Penurunan awal angka bunuh diri ini menurut peneliti dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti subsidi pemerintah, berkurangnya jam kerja dan penutupan sekolah.

Kemudian tingkat penurunan lenyap dan berbalik menjadi peningkatan. Penelitian mencatat tingkat bunuh diri melonjak 37 persen untuk wanita, sekitar lima kali lipat di antara pria selama Juli - Oktober 2020 guys.

Hal yang mengejukan dari penelitian ini adalah lonjakan kasus bunuh diri pada wanita dan anak-anak. Hal ini ditunjukkan dengan perbedaan yang cukup signifikan dari jumlah kasus bunuh diri pada wanita di Oktober 2020 dengan tahun-tahun sebelumnya.

Penelitian menunjukkan Oktober menjadi bulan paling mematikan bagi wanita Jepang dari segala usia di tahun 2020. Penelitian itu mencatat, rata-rata total 486 wanita bunuh diri pada Oktober 2016-2019. Namun jumlahnya melonjak menjadi 826 wanita Jepang bunuh diri pada Oktober 2020. 

Peneliti juga mencatat pada bulan Juli 2020, jumlah wanita bunuh diri di Jepang meningkat. Dari jumlah yang ada, kasus bunuh diri ditemukan paling banyak pada wanita berusia di bawah 30 tahun guys.

1613974022-Individuals-Who-Died-of-Suicide,-Suicide-Rates,-and-Difference-in-Difference-Analysis-of-the-Suicide-Rates-in-April-Through-November-2020-vs-2016-2019-in-Men.pngSumber: Data bunuh diri pada April - November 2020 vs 2016-2019 pada Pria. Sumber: JAMA Network

Sementara kasus bunuh diri pada pria tak meningkat signifikan hingga Oktober 2020. Rata-rata 1.096 pria dari segala usia di Jepang bunuh diri setiap Oktober dari 2016 hingga 2019. Namun pada Oktober 2020, total 1.246 pria bunuh diri dengan peningkatan kasus terbesar terjadi pada pria berusia 30 - 49 tahun.

“Masalah kesehatan mental adalah masalah biologis, tetapi lingkungan dapat sangat mempengaruhi bagian biologis. Tanpa tekanan COVID-19, saya pikir sebagian besar wanita yang bunuh diri pada tahun 2020 tidak akan memiliki masalah kesehatan mental," kata Sakamoto.

Pemerintah Pertimbangkan untuk Memperpanjang Masa Darurat

Menanggapi hal tersebut, Taro Kono, Menteri Reformasi Administrasi dan Peraturan Jepang mengatakan pemerintah akan mempertimbangkan untuk memperpanjang keadaan darurat COVID-19.

"Orang-orang khawatir tentang COVID-19. Tetapi banyak orang juga bunuh diri karena kehilangan pekerjaan, kehilangan penghasilan, dan tidak bisa melihat harapan," katanya, dikutip dari Reuters, Senin (22/2/2021).

"Kami perlu mencapai keseimbangan antara mengelola COVID-19 dan mengelola ekonomi," imbuhnya.

 

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait