URnews

Kasus COVID-19 Mulai Teratasi, Jepang Akhiri Status Darurat Nasional

Kintan Lestari, Selasa, 26 Mei 2020 11.40 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Kasus COVID-19 Mulai Teratasi, Jepang Akhiri Status Darurat Nasional
Image: Warga mengenakan masker pada hari pertama usai pemerintah Jepang mencabut status darurat nasional Virus Corona di Tokyo, Jepang, Selasa (26/5/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Kim Kyung-Hoon/wsj.

Tokyo - Jepang memberikan kabar baik untuk warganya di tengah pandemi COVID-19. 

Perdana Menteri Shinzo Abe hari Senin (25/5/2020) kemarin memutuskan mengakhiri status darurat nasional. 

"Saya telah memutuskan untuk mengakhiri keadaan darurat di seluruh negara. Hanya dalam waktu satu setengah bulan, kami hampir mengendalikan situasi (infeksi)," kata Abe saat konferensi pers seperti dikutip dari News Week, Senin (25/5/2020).

Perdana Menteri Abe mengangkat status darurat yang telah ada sejak April untuk wilayah metropolitan Tokyo termasuk prefektur Chiba, Kanagawa dan Saitama, bersama dengan Hokkaido di Jepang utara, sekitar seminggu lebih awal dari jadwal yang dijadwalkan.

Meski demikian Perdana Menteri Abe tetap mengingatkan warganya bahwa virus yang berasal dari Wuhan itu belum hilang dan tetap mengimbau masyarakat untuk tetap jaga jarak.

Negara tersebut melaporkan 16.628 kasus virus corona pada hari Senin. Dari mereka yang terinfeksi, 13.612 telah pulih dan 851 telah meninggal. Tokyo, ibukota negara dengan 14 juta penduduk, adalah bagian yang paling terpukul di negara itu, dengan lebih dari 5.100 kasus. Pada hari Senin, kota ini melaporkan hanya delapan infeksi baru.

Pejabat kesehatan publik tetap menyerukan masyarakat Jepang untuk memakai masker di tempat umum dan bekerja dari rumah jika memungkinkan. Pemerintah juga meminta masyarakat untuk beradaptasi dengan gaya hidup yang baru untuk menghindari kasus baru dan mencegah penyebaran virus.

Tidak jelas mengapa Jepang memiliki tingkat infeksi yang relatif rendah dan jumlah kematian yang relatif kecil karena COVID-19. Abe bahkan sempat dikritik karena mengambil sedikit tindakan untuk mengekang penyebaran virus sementara banyak negara lain menerapkan lockdown.

Jepang memang diketahui tidak mengambil langkah lockdown seperti halnya, Cina, Amerika Serikat, juga negara Eropa. Namun Negeri Sakura itu melakukan langkah lain sebagai tindakan pencegahan, seperti melarang pelancong asing datang, mendesak masyarakat untuk jaga jarak, menyuruh restoran dan toko tutup lebih awal, serta menutup bar karaoke, tempat musik live, dan pusat kebugaran.

"Hanya dengan melihat angka kematian, Anda dapat mengatakan Jepang berhasil. Tetapi bahkan para ahli tidak tahu alasannya," ujar Mikihito Tanaka, seorang profesor di Universitas Waseda yang berspesialisasi dalam komunikasi sains, dan seorang anggota kelompok publik pakar virus corona. 

Menteri Revitalisasi Ekonomi Jepang, Yasutoshi Nishimura, mengatakan bahwa situasi terkait virus ini akan ditinjau setiap tiga minggu dan langkah-langkah lebih lanjut dapat diambil untuk memudahkan pedoman yang saat ini berlaku. Sampai saat itu, masyarakat Jepang didorong untuk tetap di rumah dan untuk menghindari pertemuan publik yang besar. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait