URnews

Kasus Kematian COVID-19 Naik, Pemkot Surabaya Tambah Lahan Pemakaman

Nivita Saldyni, Selasa, 29 Juni 2021 18.42 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Kasus Kematian COVID-19 Naik, Pemkot Surabaya Tambah Lahan Pemakaman
Image: Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meninjau persiapan pemulasaran jenazah di TPU Keputih, Selasa (29/6/2021). (Humas Pemkot Surabaya)

Surabaya - Tingkat kematian akibat COVID-19 tengah jadi perhatian. Apalagi usai muncul kabar bahwa keluarga pasien di salah satu rumah sakit Surabaya harus antre lama, bahkan hingga 20 jam untuk pemulasaran jenazah COVID-19.

Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama jajarannya telah menyiapkan pemulasaran jenazah sendiri hingga menambah lahan pemakaman di TPU Keputih. Hal ini untuk menghindari lamanya antrean untuk pemulasaraan jenazah di rumah sakit rujukan.

“Mendengar informasi itu saya kaget betul. Makanya, saya langsung ambil keputusan bahwa khusus untuk warga Surabaya, pemulasaran jenazahnya bisa dilakukan di Keputih ini,” kata Wali Kota Eri saat meninjau persiapan pemulasaran jenazah di TPU Keputih, Selasa (29/6/2021).

Eri mengaku pihaknya telah menyiapkan berbagai kebutuhan terkait pemulasaran jenazah warga Surabaya. Mulai dari modin dan pemandiannya, sampai kebutuhan lainnya.

“Teman-teman Dinsos juga sudah menyiapkan semuanya. Alhamdulillah PCNU dan Muhammadiyah juga sudah menyiapkan orang-orangnya yang mempunyai kemampuan untuk memandikan jenazah itu. Jadi, mulai dimandikan, disalati dan dimakamkan bisa dilakukan di sini, sehingga tidak perlu jauh-jauh nanti,” jelasnya.

Bukan hanya yang muslim saja, Eri menhaku sudah menyiapkan semua kebutuhan pemulasaraan jenazah COVID-19 yang non-muslim juga. Bahkan petinya hingga petugas khusus yang akan merawat jenazah laki-laki dan perempuam juga sudah dipersiapkan oleh Pemkot Surabaya.

“Inilah yang bisa dilakukan untuk warga Kota Surabaya karena saya tidak rela lah mau dimandikan saja antrinya sampai 20 jam. Dan pemulasaran ini nanti melayani 24 jam,” tegasnya. 

Kini, lahan pemakaman khusus COVID-19 di TPU Keputih juga sudah ditambah sebesar 1,5 hektare untuk mengantisipasi tingginya angka kematian akibat COVID-19 di Kota Pahlawan. 

“Jadi, ini sifatnya antisipasi, karena kemarin saja yang dimakamkan sesuai protokol kesehatan totalnya sekitar 40-an. Tapi mereka itu ada yang memang pasti COVID-19 dan ada pula yang suspect, gejalanya COVID-19 tapi belum sempat diambil sampelnya sudah meninggal, sehingga kami tetap memakamkan mereka dengan protokol kesehatan Covid-19,” terangnya.

Untuk Urbanreaders ketahui, selama Juni 2021, Pemkot Surabaya memyebut ada peningkatan jumlah jenazah yang dimakamkan sesuai protokol kesehatan (prokes) COVID-19. Apalagi seminggu terakhir ini, sempat ada satu hari di mana 67 jenazah yang dimakamkan sesuai protokol COVID-19 meski tak semuanya terkonfirmasi positif.

Sementara data per Minggu (27/6/2021), ada 490 jenazah yang dimakamkan sesuai prokes di Surabaya. Jumlah tersebut merupakan gabungan dari pemulasaraan yang ada di TPU Keputih, Babat Jerawat, dan Kremat.

Untuk itu, Eri mengajak warga Surabaya untuk meningkatkan kewaspadaa dan memperketat kembali protokol kesehatan. Sebab menurutnya, kondisi kasus COVID-19 di Surabaya saat ini sudah sangat mengkhawatirkan.

“Makanya, saat ini Pemkot Surabaya mengeluarkan semua kemampuannya semaksimal mungkin untuk membantu masyarakat Surabaya. Kita lakukan semuanya demi warga Surabaya,” tutupnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait