URtrending

Kenali Gejala Pendarahan Lambung, Penyebab Meninggalnya Erwin Prasetya "Dewa 19"

Nunung Nasikhah, Sabtu, 2 Mei 2020 15.20 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Kenali Gejala Pendarahan Lambung, Penyebab Meninggalnya Erwin Prasetya "Dewa 19"
Image: Instagram @ari_lasso

Jakarta - Kabar meninggalnya mantan bassist grup band DEWA 19, Erwin Prasetya pada Sabtu (2/5/2020) menggemparkan jagat musik Indonesia.

Kabar duka terebut diungkapkan oleh para personil Dewa 19 lewat akun instagram resmi @de19wa dan juga Ari Lasso. 

"Innalillahi wa Inna illaihi rojiun, Erwin Prasetyo MERANTAU paling awal ke NEXT LIFE dan AKHIRAT. Kita semua pasti menyusul. Allahu Akbar - Tuhan Memberkati," tulis akun Instagram Dewa 19.

Menurut kabar, meninggalnya Erwin Prasetya diakibatkan oleh adanya pendarahan lambung. Hingga kini belum diketahui informasi lebih lanjut
soal pemakaman maupun pernyataan resmi dari pihak keluarga.

Pendarahan lambung dalam dunia medis juga disebut sebagai pendarahan Gastrointestinal (GI). 

Berdasarkan informasi dari Medline Plus, Perpustakaan Ilmu Kedokteran Amerika Serikat, pendarahan yang terjadi di saluran pencernaan termasuk lambung bukanlah penyakit, tetapi merupakan gejala penyakit.

Saluran pencernaan atau gastrointestinal meliputi kerongkongan, lambung, usus kecil, usus besar atau usus besar, rektum, dan anus. Pendarahan dapat berasal dari area-area tersebut.

Ada banyak kemungkinan penyebab pendarahan GI tersebut, termasuk wasir, tukak lambung, peradangan pada kerongkongan, diverticulosis dan diverticulitis, hingga polip kolon, atau kanker pada usus besar, lambung atau kerongkongan.

Sementara itu, menurut informasi dari website resmi Rumah Sakit Gleneagles Singapura (2/5/2020), pendarahan gastrointestinal tersebut merupakan pendarahan saluran pencernaan sering kali merupakan tanda gangguan dalam saluran pencernaan seseorang. 

Tingkat pendarahannya mulai dari ringan hingga masif dan mengancam nyawa.

Menurut informasi, penyebab pendarahan saluran pencernaan ini sering kali sulit ditentukan. Lokasi pendarahan dapat dengan mudah ditemukan dengan pengembangan teknik imaging termutakhir.

Pendarahan saluran pencernaan ini dapat berasal dari lokasi manapun termasuk pendarahan saluran pencernaan “atas” dan “bawah”.

“Pendarahan saluran pencernaan atas yang dapat terjadi antara mulut dan duodenum (bagian pertama usus kecil) dan pendarahan saluran pencernaan bawah yang dapat terjadi antara usus kecil dan anus,” tulis Rumah Sakit Gleneagles Singapura, melalui website resminya.

Pendarahan saluran pencernaan seringkali disebabkan oleh tukak pencernaan atau luka yang terbuka dalam lapisan saluran pencernaan atas yang dapat melemahkan arteri dan menyebabkan pendarahan beruntun.

Selain itu, pendarahan bisa juga terjadi karena pecahnya vena yang membengkak dalam esofagus (disebabkan oleh liver cirrhosis) dan robeknya lapisan esofagus (mallory-weiss syndrome) yang disebabkan oleh penyalahgunaan alkohol dan gastroenteritis.

Sementara pendarahan saluran pencernaan bawah bisa disebabkan oleh banyak hal. Mulai dari adanya tumor jinak, kanker kolorektal, hemoroid, peradangan kolon mencakup tukak lambung atau penyakit crohn’s hingga polip (pertumbuhan jinak dalam lapisan kolon atau rektum).

Nah, pendarahan saluran pencernaan tersebut memiliki gejala yang bervariasi bergantung pada lokasi pendarahan. 

Gejala yang ditimbulkan dapat berupa tinja berwarna hitam, merasa lelah dan napas tersengal-sengal, terdapat darah dalam tinja, nyeri dada, kehilangan kesadaran, muntah darah hingga untah yang menyerupai bubuk kopi.

Nah, jika sudah demikian, tes yang paling sering digunakan untuk mencari penyebab perdarahan GI adalah endoskopi.

Endoskopi merupakan prosedur yang digunakan untuk mendiagnosis dan menerapi saluran pencernaan dengan menghentikan pendarahan melalui penjepitan pembuluh yang berdarah. Prosedur ini menggunakan alat khusus yang dipasangi kamera dan laser.

Berdasarkan jurnal berjudul “Gastrointestinal causes of sudden unexpected death: A review” yang ditulis oleh Ritesh G. Menezes, Saba Ahmed, Syed Bilal Pasha dkk, kematian akibat pendarahan gastrointestinal termasuk jarang ditemui.

Meski demikian, berbagai kondisi bawaan dan kondisi saluran cerna dapat menyebabkan kematian mendadak yang tak terduga.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait