URstyle

Keseringan Pakai Krim Pelurus Rambut Picu Kanker Rahim, Mitos atau Fakta?

Fitri Nursaniyah, Rabu, 19 Oktober 2022 08.30 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Keseringan Pakai Krim Pelurus Rambut Picu Kanker Rahim, Mitos atau Fakta?
Image: Ilustrasi rambut diluruskan. (PIXABAY/congerdesign)

Jakarta - Obat atau krim pelurus rambut jadi salah satu produk hair care penting bagi sebagian orang, terutama bagi mereka yang mendewakan rambut lurus. Padahal, krim atau obat demikian bisa mempengaruhi kesehatan kalau digunakan terlalu sering.

Katanya, keseringan pakai krim pelurus rambut bisa memicu kanker, benarkah demikian? Studi Nasional Institute of Health (NIH) menemukan adanya hubungan antara kanker rahim dengan produk pelurus rambut berbahan kimia.

Mengutip Fox News, Rabu (19/10/2022), penelitian menyebut bahwa orang yang sering menggunakan produk pelurus rambut berisiko lebih tinggi terkena kanker rahim, dibanding orang-orang yang tidak memakai produk tersebut sama sekali

NIH lewat studi yang diterbitkan pada 17 Oktober telah melakukan penelitian pada 33.947 wanita dari rentang usia 35 sampai 74 tahun. Para wanita ini datang dari berbagai ras.

Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa 378 wanita 'mengembangkan' kanker rahim karena memakai produk pelurus rambut berbahan kimia.

"Kami memperkirakan 1,64 persen wanita yang tidak pernah pakai produk pelurus sambut akan terus mengembangkan kanker rahim pada usia 7 tahun. Tapi untuk yang sering (pakai produk pelurus rambut), risiko itu (kanker rahim) naik hingga 4,05 persen," ujar Alexandra White, pemimpin studi NIH Amerika Serikat.

Sejalan dengan itu, National Institute of Environmental Health Safety (NIEHS) menjelaskan bahwa parfum, paraben, dan ftalat pada produk pelurus rambut dapat mempengaruhi kemampuan sistem endokrin untuk mengatur hormon.

Studi tersebut menemukan bahwa wanita yang menggunakan produk pelurus rambut berbahan kimia lebih dari empat kali berpeluang terkena kanker 2,5 persen lebih tinggi daripada yang tidak. Angka ini didapat setelah memperhitungkan faktor risiko lain untuk terkena kanker.

Peneliti NIEHS juga menyebut bahwa mereka yang datang dari ras berkulit hitam mungkin memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker rahim, hal ini karena kebiasaan mereka yang menggunakan produk pelurus rambut di usia lebih dini daripada ras lainnya.

"Wanita kulit hitam lebih sering menggunakan produk pelurus rambut atau pelemas rambut, dan mereka cenderung menggunakannya pada usia lebih dini daripada ras dan etnis lain, temuan ini mungkin relevan bagi mereka," kata perwakilan NIEHS, Che-Jung Chang.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait