Ketika Sakit, 4 Hewan Ini Lakukan Physical Distancing

Jakarta - Guna mencegah penyebaran penyakit, tindakan mengasingkan diri atau physical distancing ternyata juga dilakukan oleh hewan loh, guys. Konsep pengasingan diri untuk mencegah penularan penyakit, ternyata bukanlah hal yang baru di dunia binatang.
Bahkan, beberapa jenis binatang akan mengusir si sakit dari kelompoknya, untuk melindungi anggota kelompok yang lain.
Binatang diketahui mempunyai indera khusus yang dapat mendeteksi penyakit-penyakit tertentu, bahkan sebelum gejalanya terlihat jelas.
Ketika mereka mengetahui bahwa ada penyakit berbahaya yang mengancam kehidupannya, mereka akan mengubah perilakunya untuk menghindarkan diri dari penyakit tersebut.
Penasaran hewan-hewan apa saja yang melakukan physical distancing saat sakit? Yuk, disimak!
1. Lebah Madu
Salah satu penyakit yang berbahaya bagi koloni lebah madu adalah American Foulbrood (AFB). Penyakit yang diakibatkan oleh bakteri ini, akan membuat larva lebah hancur dari dalam tubuhnya dan menimbulkan bau busuk yang menyengat.
Larva yang terinfeksi bakteri ini akan memunculkan tanda-tanda khusus, yaitu mengeluarkan bau feromon yang khas, yang bisa dideteksi oleh lebah dewasa. Larva yang terdeteksi telah terinfeksi bakteri ini, akan segera dibuang dari sarangnya oleh lebah dewasa.
2. Simpanse
Perilaku serupa juga dilakukan oleh kelompok simpanse yang mendeteksi adanya penyakit berbahaya di kelompoknya.
Seorang ilmuwan bernama McGregor, meneliti kelompok simpanse di Taman Nasional Gombe di Tanzania tahun 1966 silam. Di dalam kelompok simpanse tersebut, terdapat seekor simpanse yang terkena penyakit polio, di mana penyakit ini adalah penyakit menular yang diakibatkan oleh virus.
Mengetahui bahwa ada anggota kelompoknya mengidap penyakit berbahaya, simpanse lain menyerang si sakit dan mengusirnya dari kelompok itu. Bahkan, ketika si sakit mencoba untuk minta pertolongan, simpanse lain akan mengabaikannya dan meninggalkannya sendiri. Waduh!
Simpanse dan lebah madu adalah contoh binatang yang berperilaku sangat tegas terhadap anggota kelompoknya yang sakit. Namun demikian, tidak semua binatang bereaksi keras dengan mengusir si sakit.
3. Katak
Seorang ilmuwan bernama Joseph Kiesecker mengungkapkan, pada tahun 1990an, ia melakukan sebuah penelitian terhadap sekelompok katak. Penelitian itu dilakukan untuk mengetahui model penyebaran penyakit di antara mereka.
Berdasarkan penelitian tersebut, diketahui bahwa kecebong dapat mendeteksi reaksi kimia dalam tubuh kecebong lain yang terinfeksi jamur. Sehingga, kecebong yang sehat akan menghindari dan menjauh dari si sakit.
4. Lobster
Lobster berduri Karibia diketahui juga akan menjauhi anggota kelompoknya yang sakit. Virus berbahaya yang mematikan bagi lobster adalah Panulirus argus.
Biasanya, lobster akan menunjukkan gejala sakitnya pada kurun waktu delapan minggu setelah terinfeksi virus tersebut. Namun, lobster lain yang sehat akan mulai menghindari si sakit pada minggu ke empat sesudah terjadinya infeksi, akibat reaksi kimia dalam tubuh lobster yang terinfeksi.