URedu

Ketika Sekolah Vokasi Jadi ‘Incaran’ Para Orang Tua

Nivita Saldyni, Kamis, 8 Juli 2021 17.53 | Waktu baca 4 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Ketika Sekolah Vokasi Jadi ‘Incaran’ Para Orang Tua
Image: Ilustrasi sekolah vokasi. (Ditjen Vokasi Kemendikbud)

Jakarta – Minat masyarakat terhadap pendidikan vokasi kian hari kian meningkat. Bahkan, kini tak sedikit orang tua yang mengincar sekolah vokasi sebagai pilihan pertama untuk pendidikan lanjut bagi anak-anak mereka, loh.

Seperti misalnya yang dilakukan oleh Ninik Sulistyani (47), ibu rumah tangga asal Kota Malang, Jawa Timur. Mantan perawat di salah satu rumah sakit di Surabaya ini tengah menyekolahkan anaknya di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Malang dan telah merencanakan pendidikan anaknya di pendidikan vokasi sejak jauh-jauh hari.

“Kami pikirnya lebih baik vokasi saja karena ada praktik dan saya alumni SMKN 2 Malang. Kebetulan kakaknya (anak) alumni SMKN 2 Malang juga, dapat beasiswa di Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos). Sekarang jadi ASN di Kementerian Sosial,” kata Ninik kepada Urbanasia, Senin (28/6/2021).

Selain ingin anak bungsunya punya pekerjaan yang bagus seperti sang sulung, Ninik mengaku memang mengarahkan sang anak ke pendidikan tinggi vokasi karena lulusan vokasi lebih siap kerja. Bahkan jika biaya kuliah di pendidikan tinggi vokasi yang diincar mahal sekalipun, ia tetap merekomendasikannya untuk sang anak karena menurutnya peluang kerja bagi lulusan vokasi sangat luas.

“Memang mahal, tapi kan lulus kuliah langsung keterima kerja. Melamar kerja di mana-mana bisa. Apalagi kalau punya banyak sertifikat, kaya anak saya yang pertama itu. Entah itu sertifikat magang, lomba, dan lain-lain kemudian ikut CPNS Kemensos dan keterima,” ungkapnya.

“Makanya adiknya saya kuliahkan di sana juga biar sama. Lulus langsung kerja, banyak praktiknya juga,” jelasnya lebih lanjut.

Oleh sebab itu, ia mengatakan penting menyiapkan tabungan khusus pendidikan anak sejak jauh-jauh hari. Sebab untuk masuk pendidikan tinggi vokasi incarannya, biaya yang harus dipersiapkan juga tak sedikit. Mulai dari biaya kuliah hingga untuk memenuhi kebutuhan praktikumnya.

“Menabung untuk kuliah ya penting karena itu untuk pendidikan anak. Kalau saya menabung untuk pendidikan anak sudah dari dulu,” ungkapnya.

1625741406-the-conference-3248255-1920.jpgSumber: Ilustrasi manajemen. Sumber: Pixabay/PhotoMIX-Company

Hal serupa juga dibagikan oleh Anna (52), konsultan laporan keuangan di Kota Medan, Sumatera Utara. Ia mengaku berangkat dari minat dan bakat sang anak, akhirnya mendorong dirinya untuk mengarahkan putri tercinta melanjutkan pendidikan di SMK Negeri 10 Medan.

“Saya lihat bakat anak saya ini ada di bidang seni. Dia kalau belajar tentang seni sangat senang, jadi kami sempat ambil psikotes untuk adik (anaknya) dan hasilnya diarahkan untuk ke jurusan fashion. Akhirnya pilih jurusan Tata Busana di SMK Negeri 10 Medan. Sekarang sudah tamat dan melanjutkan ke Politeknik Medan di jurusan Manajemen Event,” kata Anna saat dihubungi lewat telepon, Minggu (13/6/2021) lalu.

Anna mengaku ada sejumlah alasan yang membuat ia dan sang anak memantapkan pilihan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi di sekolah vokasi. Salah satunya karena waktu belajarnya yang singkat dan keterampilan yang akan didapat setelah lulus nantinya.

“Kami memang mau ambilnya yang vokasi karena mau yang lebih cepat selesainya, dapat ilmu terapan juga. Apalagi kalau kita kerja sesuai hobi kita itu kan yang peluang berhasilnya lebih besar, kan?” ungkapnya.

Anna pun bercerita bahwa sang anak sudah berhasil mencari penghasilan sendiri saat duduk di bangku SMK. Seperti misalnya membuat kerajinan tangan atau mempermak baju. Hal ini semakin membuatnya yakin saat memilih pendidikan vokasi untuk pendidikan sang anak selanjutnya.

Untuk itulah menurutnya penting memiliki tabungan khusus untuk mendukung pilihan tersebut. Bukan cuma untuk pendidikannya saja, tapi juga jika suatu saat sang anak membutuhkan modal awal untuk membuka usaha. Bahkan menurutnya investasi bukan hanya dalam bentuk uang atau simpanan di bank saja loh. Mendukung anak untuk terus berkreasi dengan menyediakan alat dan bahan di rumah yang sesuai dengan apa yang ia pelajari di sekolah vokasi juga bagian dari investasi. 

“Ya pasti perlu apalagi di vokasi. Dia tamat, punya keterampilan, kalau mau seperti si adek (anaknya) ini kalau mau buka usaha, kan perlu modal. Jadi harus dipersiapkan juga tabungannya,” jelasnya.

Dengan pengalaman tersebut, baik Ninik dan Anna sepakat bahwa sekolah vokasi juga patut dipertimbangkan para orang tua muda untuk masa depan anak-anak mereka. Sebab tak hanya menjadi wadah untuk menyalurkan minat dan bakat anak, namun juga sebagai bekal masa depan sang anak menghadapi dunia kerja.

“Nggak apa-apa (pendidikan vokasi) mahal, yang penting untuk pendidikan anak dan masa depannya,” kata Ninik.

“Kalau jaman sekarang sih patut orang tua mempertimbangkan untuk menyekolahkan anaknya di vokasi karena di vokasi, anak-anak langsung dididik sesuai keahliannya. Lagi pula zaman kan sudah berubah. Lulusan vokasi juga menurut saya siap kerja dan terjun ke lapangan,” pungkas Anna.

Pemikiran Ninik dan Anna ini mungkin bisa menjadi inspirasi buat para orang tua lain. Apalagi saat ini, Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Direktorat Mitras DUDI) Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi (Kemenbudristek) punya banyak program untuk membantu lulusan vokasi.

Tak cuma membantu dalam hal penyerapan kerja, Mitras DUDI juga memiliki program untuk membantu mahasiswa vokasi yang ingin mengenyam ilmu lebih tinggi lewat program beasiswa Kampus Merdeka.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait