URstyle

Keunikan Masjid Sultan Riau, Dibangun dengan Campuran Putih Telur

Anita F. Nasution, Kamis, 14 Mei 2020 14.04 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Keunikan Masjid Sultan Riau, Dibangun dengan Campuran Putih Telur
Image: Masjid Sultan Riau. (triptobintan.com)

Riau - Urbanreaders, ada yang menarik dari salah satu masjid di Indonesia yaitu Masjid Sultan Riau yang berada di Kepulauan Riau. 

Masjid yang berada di kawasan Tanjungpinang di Pulau Penyengat tersebut konon ceritanya dibangun menggunakan bahan makanan yaitu putih telur yang dicampur dengan pasir dan tanah liat sebagai bahan perekat bangunan loh. 

Masjid berciri khas Melayu dengan warna kuning dan hijau ini ternyata merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia yang dibangun pada tahun 1832 pada masa pemerintahan Yang Dipertuan Muda VII Raja Abdurrahman. 

Masjid yang didirikan di atas tanah seluas 55 x 33 meter persegi tersebut awalnya hanya masjid kecil berlantai batu dan hanya berdinding kayu saja. 

Namun seiring berjalannya waktu, Raja Abdurrahman yang merupakan cucu dari Raja Haji Fisabililah dan juga merupakan Pahlawan Nasional Indonesia asal Riau tersebut memprakarsai pembangunan Masjid Sultan Riau karena jumlah jemaah yang semakin banyak. 

Pembangunan masjid yang waktu itu dilakukan secara gotong royong oleh warga di Pulau Penyengat tersebut juga dibangun secara swadaya dari sumbangan masyarakat. 

Ada yang menyumbang bahan material sampai bahan makanan seperti telur dengan jumlah yang sangat banyak. 

Nah konon ceritanya saat proses pembangunan masjid, para pekerja merasa bosan karena setiap hari memakan telur sehingga mereka hanya memakan bagian kuning telurnya saja. 

Karena takut terbuang sia-sia, akhirnya warga yang membangun masjid tersebut berinisiatif menjadikan putih telur sebagai bahan perekat bangunan yang dicampurkan dengan bahan pasir dan tanah liat. 

Pembangunan masjid tersebut pun akhirnya menjadikan Masjid Sultan Riau menjadi sangat indah dan megah dengan bangunan utama masjid yang dikelilingin empat manara yang menjulang tinggi. 

Menjadi satu-satunya masjid peninggalan Kerajaan Riau, masjid yang hingga sekarang masih utuh tersebut kerap menjadi ikon wajib untuk dikunjungi jika tengah melakukan perjalanan ke Pulau Penyengat urbanreaders. 

Karena keunikannya, Masjid Sultan Riau ini pun telah dijadikan sebagai salah satu situs Cagat Budaya oleh pemerintah. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait