URtainment

Kim Jong Un Mengecam Fenomena K-Wave di Korea Utara

Dyta Nabilah, Sabtu, 12 Juni 2021 16.46 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Kim Jong Un Mengecam Fenomena K-Wave di Korea Utara
Image: Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berbicara pada Sidang Pleno ke-5 Komite Pusat ke-7 Partai Buruh Korea (WPK) pada foto tanpa tanggal yang dirilis Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA), Minggu (29/12/2019). (ANTARA/REUTERS/KCNA)

Jakarta - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un mulai khawatir mengenai budaya pop Korea Selatan yang masuk ke negaranya. Ia menganggap Gelombang Korea (Korean Wave) itu merupakan kanker yang ganas. Anak muda Korea Utara bisa berubah dalam berpakaian, gaya rambut, pidato, bahkan perilaku.

Media di sana pun juga memperingatkan jika hal tersebut dibiarkan akan membuat Korea Utara hancur. Kim pun mulai menyatakan perang budaya untuk hentikannya.

Selama beberapa bulan belakangan, Kim atau media pemerintah terus mengecam pengaruh budaya pop yang menyebar di negaranya seperti drama dan lagu K-pop. Korea Utara telah lama mempropagandakan negara tetangganya sebagai tempat yang negatif.

Namun, melalui drama yang diselundupkan dalam bentuk kaset atau CD, anak-anak muda Korea Utara jadi mengetahui kebiasaan orang-orang di Selatan, salah satunya yakni lakukan diet untuk turunkan berat badan. Para anak muda Korea Utara pun harus menikmati hiburan tersebut secara tersembunyi.

Demi mengatasi penyelundupan ini, pemerintah membuat hukuman untuk memberi efek jera. Siapa pun yang tertangkap menonton drama dan menikmati lagu Kpop akan dimasukkan ke kamp kerja paksa selama lima sampai lima belas tahun. Bahkan, untuk pelaku penyelundupan terancam hukuman mati.

“Jika ini dibiarkan, dia khawatir rakyatnya akan mulai mempertimbangkan Korea Selatan sebagai alternatif untuk menggantikan Korea Utara,” ungkap Jiro Ishimaru, Pemimpin Redaksi Asia Press International. 

Sebenarnya, ini bukan kali pertama Kim mengecam invasi ideologis dan budaya. Sejak dahulu, semua radio, televisi hanya boleh menyiarkan tentang pemerintah. Selain itu, masyarakatnya tak bisa gunakan internet global. Petugas penegak kedisiplinan berpatroli untuk menghentikan pria gondrong dan wanita yang berpakaian terlalu pendek dan ketat. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait