URguide

Kisah Pria yang Hidup 70 Tahun di Dalam ‘Paru-paru Besi’

Suci Nabila Azzahra, Rabu, 18 Mei 2022 18.08 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Kisah Pria yang Hidup 70 Tahun di Dalam ‘Paru-paru Besi’
Image: Paul Alexander dengan paru-paru besinya (Rotary Gb & Ireland via Twitter)

Jakarta - Pada musim panas tahun 1952, Paul Alexander dari Texas sedang tidak enak badan. Leher dan kepalanya sakit dan dia demam tinggi. Dalam beberapa hari, bocah enam tahun itu tidak bisa bergerak, berbicara, atau bahkan menelan. Ternyata dia mengidap Polio. 

Suatu waktu, saat terbangun di suatu pagi, Alexander menemukan dirinya sudah terbungkus sebuah mesin besar dari besi. Mesin itu adalah paru-paru buatan yang membantu dirinya bernapas. Saat menggunakan paru-paru besi, Alexander tak bisa bergerak, tak bisa berbicara, dan tak bisa batuk.

Alexander pun sempat sembuh dari infeksi awal, tetapi polio membuatnya hampir lumpuh total dari leher ke bawah. Kini, mesin besar tersebut menggantikan tugas paru-parunya agar dia bertahan hidup.

Lambat laun pada tahun 1959, ketika berusia 13 tahun, Alexander berlatih bernapas tanpa bantuan paru-paru besi selama beberapa jam. Tentu saja, hal itu membuatnya sedikit lega, meskipun ia tahu paru-paru besi pasti akan selalu membalut badannya.

Masalah besar kemudian muncul, ketika pada 2015, segel tabung paru-paru besi rusak, sehingga udara bocor dan keluar. Kondisi itu diperparah dengan suku cadang dan teknisi untuk paru-paru besi sudah sangat sulit akibat penggunaannya yang sudah sangat jarang.

Alexander sangat khawatir sampai akhirnya ia coba membuat video di YouTube untuk meminta bantuan siapa pun orang yang punya kemampuan memperbaiki mesin paru-paru besinya. 

Singkat cerita ada seorang engineer bernama Brady Richards berhasil memperbaikinya dan kini menjadi mekanik andalan Alexander.

1652870971-Gambar-2-Paul-Alexander.jpgSumber: Paul Alexander dengan paru-paru besinya saat masih kecil (Rotary Gb & Ireland via Twitter)

Satu hal yang membuat berpikir berkali-kali dan layak direnungkan adalah bagaimana Alexander dengan ‘Sempitnya dunia yang dia punyai’ masih selalu tetap senyum dan semangat menjalani hari demi hari.

Tak hanya itu, Alexander malah menjadi seorang pengacara setelah merampungkan studi sarjananya di bidang hukum di Dallas.

Pada tahun 2020, Alexander menulis buku tentang pengalamannya dengan judul ‘Three Minutes for a Dog: My Life in an Iron Lung’. Butuh waktu lima tahun baginya untuk melakukannya, menulis setiap kata sendiri dengan pena yang menempel pada tongkat yang dipegang di mulutnya.

“Saya ingin mencapai hal-hal yang dikatakan tidak mungkin saya capai dan mencapai impian yang saya impikan,” ucap Paul, dikutip dari buku ‘Three Minutes for a Dog: My Life in an Iron Lung’, Rabu (18/5/2022). 

Hari ini, meskipun hampir lumpuh total dari leher ke bawah, Alexander—yang kini berusia 75 tahun—masih hidup dan sehat, berkat ventilator baja besar yang memungkinkannya bernapas selama hampir tujuh dekade. 

Dia adalah salah satu orang terakhir yang menggunakan paru-paru besi, alat yang menjadi pemandangan umum di bangsal polio pada puncak epidemi.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait