URnews

Konferensi Internasional IKA Unpad: Ada 4 Poin Kendalikan Pandemi

Shelly Lisdya, Rabu, 24 Februari 2021 14.41 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Konferensi Internasional IKA Unpad: Ada 4 Poin Kendalikan Pandemi
Image: Konferensi Internasional Mengatasi Pandemi COVID-19 IKA Unpad. (ika.unpad.ac.id)

Jakarta - Guna mengupayakan kasus COVID-19 di Indonesia, Ikatan Alumni Universitas Padjadjaran (IKA Unpad) juga hadir dengan menyelenggarakan konferensi internasional.

Konferensi Internasional Mengatasi Pandemi COVID-19 IKA Unpad ini diselenggarakan mulai 23 hingga 25 Februari 2021.

Ketua IKA Unpad, Irawati Hermawan menyatakan, bahwa urgensi dari kegiatan ini adalah tentang pentingnya kolaborasi semua pihak untuk mengatasi dan menangani pandemi yang masih terjadi di Indonesia dan di seluruh dunia. Ira berharap dengan peran serta semua pihak akan mampu merumuskan solusi atas permasalahan pandemi saat ini.

Berikut poin-poin konferensi internasional dari berbagai narasumber:

1. Jokowi Tegaskan Pentingnya Kerjasama Tangani COVID-19

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan terkait pentingnya kerjasama semua pihak dalam menangani pandemi COVID-19. 

Jokowi menambahkan, Indonesia merupakan salah satu negara yang cepat dalam melakukan diplomasi vaksin. Bahkan, menurutnya, upaya diplomasi telah dilakukan sejak awal pandemi.

Namun, Jokowi tetap mengingatkan bahwa vaksin bukan solusi satu-satunya untuk mengatasi pandemi. Ia mengimbau masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan

"Pemerintah akan terus menjalankan test, tracing, dan treatment dan melaksanakan PPKM berskala mikro," katanya dalam sambutan Konferensi Internasional Mengatasi Pandemi COVID-19, Selasa (23/2/2021).

2. Menko Airlangga: Angka Kematian Terus Menurun

Dalam sesi lainnya, Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto menyampaikan kabar baik, jika tingkat kesembuhan terus mengalami peningkatan dan angka kematian terus menurun. 

Menurutnya, dari sisi perekonomian pun menunjukan tren positif dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Airlangga mengungkapkan bahwa Jokowi menargetkan pada akhir tahun 2021, seluruh masyarakat Indonesia sudah dapat divaksinasi.

3. Vaksin Buatan Dalam Negeri

Dari sisi produksi vaksin, Direktur Operasi Bio Farma, Rahman Roestan mengungkapkan hambatan industri obat-obatan di dalam negeri. Kesulitan tersebut adalah kurangnya bahan baku dalam negeri, tingginya permintaan, dan adanya pembatasan sosial yang berpengaruh pada proses distribusi.

Hanya saja, menurutnya, untuk mengatasi masalah tersebut, Bio Farma melakukan kerjasama dengan industri obat-obatan negara lain serta mengadakan konsorsium dengan perguruan tinggi dalam negeri.

"Ada tiga poin penting dalam pengembangan vaksin yaitu transfer teknologi, kerjasama penelitian dan lengembangan, serta inovasi. Berkaitan dengan hal ini, Bio Farma telah berupaya mengadakan produksi vaksin untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri bekerjasama dengan Balitbangkes dan Unpad. Selain itu, Bio Farma pun mendukung Vaksin Merah Putih yang kini tengah dikerjakan,” jelas Rahman.

4. Indonesia Bisa Kendalikan Pandemi bersama Cina dan Turki

Direktur Senior Sinovac, Weining Meng menyampaikan bahwa posisi Indonesia sangat penting dalam mengendalikan pandemi bersama Cina dan Turki yang memiliki porsi jumlah penduduk 24 persen dari total jumlah penduduk dunia. Hal tersebut ditindaklanjuti dengan kolaborasi antara Sinovac dengan Indonesia oleh Bio Farma.

Weining Meng menjelaskan bahwa Sinovac telah diakui dunia dengan 22 negara telah membeli dan menggunakan vaksin ini.

“Ada 17 negara yang telah meregistrasi, dan 26 negara sedang meregistrasi. Sinovac menargetkan akan melindungi 3.25 miliar jiwa di seluruh dunia,” ujar Weining.

Weining menambahkan bahwa Sinovac diproduksi di empat pabrik di Cina, yaitu tiga pabrik di Beijing dan satu pabrik di Dalian. Keempat pabrik tersebut dapat memproduksi 400 juta dosis per tahun untuk 10 jenis vaksin. Khusus untuk COVID-19, ia menyatakan bahwa pabriknya dapat memproduksi 300 juta dosis per tahun.

“Uji klinis fase I dan II telah berhasil memenuhi target dan memenuhi persyaratan untuk dilanjutkan ke fase III. Dalam hal ini, Sinovac bekerjasama dengan empat negara yaitu Indonesia, Turki, Chili, dan Brazil,” pungkas Weining.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait