URnews

Korban Guru Pesantren di Bandung, P2TP2A Sebut 8 Orang Sudah Melahirkan

Nivita Saldyni, Jumat, 10 Desember 2021 11.01 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Korban Guru Pesantren di Bandung, P2TP2A Sebut 8 Orang Sudah Melahirkan
Image: Ketua P2TP2A Kabupaten Garut, Diah Kurniasari saat jumpa pers, Kamis (9122021) malam. (ANTARA)

Bandung - Fakta baru terungkap dari kasus pemerkosaan santriwati oleh oknum guru sekaligus pemilik pondok pesantren (ponpes) di Bandung. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Garut mengungkap bahwa delapan dari 11 korban asal Garut telah melahirkan.

Hal itu disampaikan oleh Ketua P2TP2A Kabupaten Garut Diah Kurniasari dalam jumpa pers di Garut, Kamis (9/12/2021) malam. Diah mengatakan, total korban yang dilaporkan ada 21 orang. Dari jumlah tersebut, 11 orang merupakan warga Garut dan sisanya berasal dari daerah lain. Mereka ada yang hamil, bahkan sudah melahirkan.

"Khusus korban asal Garut yang sudah melahirkan sebanyak delapan orang, semuanya tinggal dengan orang tuanya berikut mendapatkan pendampingan dari tim P2TP2A Garut," kata Diah seperti dikutip dari ANTARA, Jumat (10/12/2021).

"Mereka sudah dalam pendampingan kami, sekarang mereka sudah dengan orang tuanya," imbuhnya.

Lebih lanjut, Diah menjelaskan bahwa pihaknya sudah beberapa kali datang untuk melakukan pendampingan. P2TP2A pun bersedia merawat korban jika orang tua merasa tak sanggup mengurusnya.

P2TP2A sendiri, kata Diah, telah melakukan pendampingan kesehatan dan hukum kepada korban. Upaya itu pun masih terus dilakukan, termasuk menghadapi di persidangan.

Diah juga menambahkan bahwa pihaknya akan membantu korban yang masih usia sekolah untuk bisa kembali sekolah maupun melanjutkan kuliah. Untuk itu Diah mengaku timnya akan terus menjalin komunikasi dengan orang tua korban dan memantau langsung setiap perkembangan korban.

"Meski para korban telah kembali ke rumahnya masing-masing dan tinggal bersama orang tuanya, pemantauan para korban terus dilakukan lewat komunikasi dengan orang tua korban dan korban," pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait