URtrending

Kurangi Penyebaran Virus Corona, Cina Larang Perdagangan Satwa Liar

Griska Laras, Selasa, 25 Februari 2020 10.00 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Kurangi Penyebaran Virus Corona, Cina Larang Perdagangan Satwa Liar
Image: Kelelawar jadi salah satu hewan yang menyimpan berbagai virus dan mendatangkan penyakit, termasuk corona. (Ilustrasi/Pixabay

Jakarta - Pemerintah Cina resmi melarang warganya mengonsumsi dan menjual satwa liar secara bebas. Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional Cina (National People's Congress) sudah menyetujui proposal larangan perdagangan hewan liar ilegal untuk mengurangi penyebaran virus corona.

Pemerintah Cina juga kabarnya akan menindak tegas penjual satwa liar ilegal. Aturan ini dibuat untuk mengurangi kebiasaan masyarakat Cina mengonsumsi hewan liar dan melindungi kesehatan mereka, terutama setelah virus corona mewabah. Biarpun masih belum tahu pasti penyebabnya, virus corona dipercaya dibawa dan disebarkan satwa liar.

"Sekarang banyak orang khawatir mengonsumsi hewan liar karena bisa membahayakan kesehatan, terutama setelah virus corona jenis baru mewabah ke penjuru negeri dan menewaskan banyak orang," kata Zhang Tiewei, selaku juru biacara Komisi Legislatif Cina.

Di samping itu, penggunaan hewan liar untuk obat dan keperluan penelitian harus melalui beberapa prosedur ketat. Peneliti harus melalui serangkaian pemeriksaan dan mendapat persetujuan dari departemen pengawas.

Baca juga: Tewaskan Ribuan Orang, Cina Temukan Antivirus Favilavir untuk Perangi Corona

Diberitakan kantor berita Xinhua, Pemerintah Cina sebelumnya sudah mengumumkan larangan perdagangan satwa liar pada 26 Januari lalu. Tapi larangan itu hanya bersifat sementara sampai virus corona bisa dikendalikan.

Larangan perdaganagn hewan liar sebelumnya juga sempat diberlakukan Cina dan Hong Kong saat virus SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) mewabah di negeri itu pada 2002-2003 lalu. Sayangnya peraturan itu hanya bersifat sementara karena pemerintah tidak tegas menegakkan kebijakan itu.

Setelah wabah SARS mereda, warga Cina kembali ke kebiasaan lama yang gemar mengonsumsi satwa liar. Kebiasaan mengonsumsi satwa liar inilah yang dicurigai menjadi penyebab penularan virus corona, termasuk SARS, MERS dan COVID-19. Sejumlah ilmuwan berspekulasi kalau virus COVID-19 ditularkan melalui kelelawar dan trenggiling.

FYI, makan daging kelelawar sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat Cina. Mereka biasa mengolah kelelawar menjadi sup. Selain kelelawar, masyarakat Cina juga senang makan hewan liar lain seperti luwak dan ular.

Baca juga: 4 Orang di Milan Meninggal karena Virus Corona, Banyak Acara Dibatalkan

Virus corona jenis baru alias COVID-19 pertama kali terdeteksi di Kota Wuhan akhir Desember lalu. Virus ini menyebar dengan cepat dan menginfeksi banyak orang di penjuru negeri. Sampai saat ini, COVID-19 sudah menginfeksi 80 ribu orang dan menewaskan 2.701 orang.

Virus corona saat ini menjadi epidemi yang ditakutkan negara-negara di dunia. Presiden Cina Xi Jinping bahkan menyebut kasus COVID-19 sebagai darurat kesehatan terbesar dalam sejarah negerinya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait