URtainment

Lathi: Kekuatan Kolaborasi Barat dan Timur

Tim Urbanasia, Senin, 22 Juni 2020 14.32 | Waktu baca 6 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Lathi: Kekuatan Kolaborasi Barat dan Timur
Image: Adegan di video clip Lathi. Sumber: YouTube/Weird Genius.

“Kowe raisa mlayu saka kesalahan, ajining dhiri ana ing lathi..”

Penggalan lirik dan nada dari lagu ‘Lathi’ ini sangat ear-catching dan gampang banget nempel di otak, meski hanya sekali mendengarnya. Bridge yang dinyanyikan dengan bahasa Jawa ini berarti ‘Kamu tidak bisa melarikan diri dari kesalahan, harga diri seseorang terletak pada perkataannya.’

Platform digital seperti Spotify, TikTok, dan YouTube, selama beberapa minggu terakhir diramaikan oleh rangkaian video clip, cover, dan challenge dari lagu ‘Lathi’ garapan Weird Genius. Lagu bergenre EDM (Electronic Dance Music) ini berhasil menyedot perhatian lebih dari 46 juta pengguna YouTube, baik di dalam maupun luar negeri.

Merajai Digital Platform

Ada yang berbeda dari lagu Weird Genius kali ini. Mengusung nuansa budaya Jawa sekaligus meleburkannya dalam alunan musik maupun liriknya, ‘Lathi’ telah berhasil menduduki jajaran Top Hits Indonesia di Spotify dengan lebih dari 7 juta streams, sejak dirilis pertama kali pada 28 Februari lalu.

Melalui genre musiknya, Weird Genius menghadirkan beats yang memompa adrenalin dan membangkitkan semangat. Trio Reza “Arap” Oktovian, Eka Gustiwana, dan Gerald Liu ini meminang Sara Fajira, seorang penyanyi dan rapper asal Surabaya, yang sukses menghadirkan soul dari lagu ini dalam bahasa Inggris dan bahasa Jawa. Keunikan warna percampuran budaya inilah yang menurut Bens Leo, seorang pengamat musik tanah air, menjadikan ‘Lathi’ banyak diperbincangkan.

“Terus terang EDM itu sendiri Barat banget musiknya, Amerika sekali, tiba-tiba di tengah ada musik tradisionalnya, itulah yang menyebabkan lagu yang dibawakan oleh Sara Fajira itu menjadi trending topic. Sempat waktu itu rating-nya di atas sekali, di Spotify maupun di YouTube. Satu lagi yang tidak kalah menarik adalah Sara Fajira juga menulis sendiri lirik bahasa Jawanya yang di tengah lagu itu. Itu menjadi bagian terpenting dari upaya untuk memberikan roh Indonesia ke dalam EDM-nya lagu Lathi oleh Weird Genius. Menarik, ini komposisi yang menarik,” papar Bens.

Tak hanya enak didengarkan, ‘Lathi’ juga menjadi viral di platform TikTok setelah seorang make up guru, Jharna Bhagwani, membuat #LathiChallenge dengan permainan make up yang fantastis. Aksi Jharna ini pun lalu viral dan menginspirasi banyak pengguna TikTok lain untuk melakukan challenge serupa.

Menanggapi viralnya #LathiChallenge, sebagai director video musik Lathi, Vicky Firdaus yang terkenal dengan nama Creamypandaxx, menyambut baik respons warganet yang sangat tak terduga ini.

“Dari WG (Weird Genius), Sara, maupun gue, kaget juga di TikTok segede ini. Padahal kita nggak ada yang buat ngomong, ayo kita bikin Lathi Challenge, nggak ada sama sekali. Tiba-tiba aja muncul gitu, langsung rame lah, sampai beauty vlogger terkenal pun juga ikutan. Kalau tanggapan gue sih ya, gue sih seneng-seneng aja, karena banyak yang apresiasi sama musiknya dan juga mereka terinspirasi dari visual dari video clip-nya. Basic-nya kan mereka make up dengan konsep yang ada di video clip-nya. Jadi ya otomatis gue pun seneng,” ucap Vicky.

 

Menuai Berbagai Respons

Namun demikian, tak semua warganet merespons positif dengan adegan di video musik maupun di #LathiChallenge ini. Meskipun akhirnya meminta maaf dan menarik tudingannya, seorang tokoh agama asal Malaysia bernama Wan Dazrin sempat berkomentar miring. Ia menganggap tarian di dalam video musik Lathi adalah tarian pemanggil setan dan mengandung unsur syirik. Namun, komentar ini ditanggapi santai oleh pihak Weird Genius.

1592805405-WhatsApp-Image-2020-06-22-at-12.50.49-PM.jpegSumber: "Creamypandaxx. Sumber: Instagram/@creamypandaxx"

“Semua orang berhak buat memberikan teori dia terhadap suatu karya. Itu menurut gue kan the beauty of art, gitu. Semua orang bisa menilai suatu karya sesuai dengan apa yang dia tangkap gitu kan. Kalau gue dan anak-anak WG (Weird Genius) nggak mau terlalu ambil pusing ya soal kontra-kontra di luar sana. Intinya kita bikin video clip ini dan lagu ini untuk hal-hal positif, nggak ada negatifnya sama sekali,” tandas Vicky.

 

Tergantung Kreativitas Sang Seniman

Di era digital ini, populernya sebuah karya sangat dipengaruhi oleh respons fans terhadap karya tersebut. Dalam hal ini, ‘Lathi’ yang turut dipopulerkan oleh TikTok, menurut Bens tak lepas dari strategi dan kreativitas dari seniman itu sendiri.

“Sebetulnya bagian dalam upaya untuk mempopulerkan sebuah karya bentuknya seperti apa, itu adalah kreativitas para seniman itu sendiri. Sering kali, yang mendukung itu justru fans-nya mereka. Misalkan mereka bikin challenge, kemudian ada yang membuat melalui platform TikTok dan ada yang berhasil. Seperti kita tahu saat Lathi digarap, di sana salah satu performer-nya itu memakai busana Jawa usianya baru 17 tahun. Dan itulah awalnya lagu ini menjadi booming, karena kan asyik aja kita melihatnya. Beberapa penyanyi di antaranya yang menirukan ini juga bisa bahasa Jawa. Seperti kita tahu, Sarah Fajira itu sendiri juga seorang penyanyi yang kemampuannya bagus, dia juga rapper,” jelas Bens.

Dengan kata lain, seorang seniman yang karyanya penuh dengan kreativitas yang menarik bagi para penggemarnya, baik dari segi lirik, alunan musik, maupun tampilan video musiknya, menjadi faktor yang siginifikan dalam mendukung popularitas sebuah karya.

 

Bervisi pada Anak Muda

Berbicara tentang alur cerita baik dalam lirik maupun video musiknya, menurut Bens, Lathi memiliki visi yang kuat pada anak muda sebagai target segmennya.

“Saya kira memang ini membidik anak muda ya. Sebetulnya tema-tema seperti ini adalah percintaan tapi yang gelap atau absurd. Itu kan sesuatu yang banyak sekali berada di tengah-tengah masyarakat milenial,” kata Bens.

“Sebetulnya, lirik yang pendek berbahasa Jawa di tengah itu adalah bagian tak terpisahkan dari lirik bahasa Inggrisnya. Karena itulah ini kesengajaan atau -dalam tanda petik- ini adalah kekuatan dari kolaborasi antara para musisi, baik yang bisa menari, kemudian mereka bisa menulis bahasa Jawa dengan baik, penyanyinya bagus, musisinya itu sendiri sangat kuat dalam memainkan EDM. EDM itu musik untuk anak-anak muda,” lanjutnya.

1592805413-WhatsApp-Image-2020-06-22-at-12.50.50-PM.jpegSumber: "Weird Genius. Sumber: Instagram/Weird Genius"

Dengan kekuatan musik dan nilai yang diusung dalam lagu Lathi, Bens menilai Weird Genius adalah musisi yang berkarakter dan telah go international dalam arti yang sesungguhnya. Untuk itu, sudah sepantasnya bahwa Weird Genius bisa bersaing dalam ajang kompetisi musik bergengsi seperti Anugerah Musik Indonesia (AMI).

“Satu lagi yang kita ingin sampaikan bahwa karya-karya seperti ini mencerminkan satu upaya agar musik Indonesia dikenali, punya identitas yang kuat, dan Lathi ini ada bagian di antaranya. Satu lagi saya berpesan, saya sudah sampaikan juga kepada para musisi adalah tolong karya Lathi ini dikirim ke Anugerah Musik Indonesia 2020 atau AMI Awards 2020 yang penutupannya pada akhir bulan Juni. Mudah-mudahan, ini akan menjadikan kebanggaan kita dan bisa masuk nominasi. Kita berharap sekali orang akan memilih Lathi ini sebagai bagian dari kekuatan melalui AMI Awards 2020, baik Lathi, Weird Genius, maupun dengan penyanyinya Sara Fajira,” tutup Bens.


 

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait