URtech

Lelah Bakar Duit, Lippo Lepas Saham OVO

Afid Ahman, Jumat, 29 November 2019 12.25 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Lelah Bakar Duit, Lippo Lepas Saham OVO
Image: Instagram ovo_id

Jakarta - Kabar Lippo lepas saham OVO yang beredar beberapa waktu lalu benar adanya.

Pendiri sekaligus Chairman Grup Lippo Mochtar Riady mengumumkan menjual sebagian saham OVO yang dikendalikan oleh PT Visionet International.

"Bukan lepas, kami menjual sebagian. Sekarang kami mungkin tinggal 30 persen, dua per tiga kami jual," kata Presiden Komisaris Lippo Group Mochtar Riady dalam sebuah diskusi Indonesia Digital Conference, di The Jakarta Theater.

Mochtar Riady menjelaskan langkah tersebut diambil lantaran tidak kuat bila terus-terusan membakar duit demi menarik pelanggan lewat cash back atau promo lainnya. Strategi tersebut diakuinya telah membebani keuangan perusahaan.

"Ya kalau terus bakar uang ya, bagaimana kita kuat," ujarnya.

Baca Juga: Binomo, Iklan Viral 'Budi Setiawan' yang Ternyata Ilegal

Pasalnya, beberapa waktu lalu sempat terdengar kabar bahwa Lippo Group berniat hengkang karena tak kuat memasok dana untuk mendukung aksi bakar uang dengan layanan gratis, diskon dan cashback. Dalam dua tahun terakhir OVO disebut agresif bakar uang investor.

"Lippo Group berencana cabut dari OVO. Tiap bulan OVO menghabiskan US$50 juta (Rp 700 miliar)," ujar sumber tersebut.

Namun Adrian Suherman, Presiden Direktur PT Multipolar Tbk, anak usaha Lippo Group sekaligus induk usaha OVO, menyatakan rumor tersebut sama sekali tidak benar dan tidak berdasarkan fakta.

"Sebagai pendiri OVO, kami sangat menyayangkan beredarnya rumor yang tidak benar tersebut," ujar Adrian yang juga menjabat sebagai Direktur di Lippo Group dalam keterangan, Minggu (17/11/21019), dikutip dari CNBC Indonesia.

Bantahan serupa dilontarkan Presiden Direktur PT Visionet Internasional atau OVO, Karaniya Dharmasaputra.

Baca Juga: Perusahaan GE Investasikan 60 Juta Dolar untuk Perbaikan Turbin

Dia menyangkal ditinggal oleh Lippo Group lantaran membakar uang terlalu besar hingga 50 juta dolar per bulan.

"Kami adalah perusahaan independen yang dikelola oleh manajemen profesional. Mana mungkin OVO berpisah dari pendirinya," ucapnya dalam keterangan tertulis itu.

Karaniya mengaku telah berdiskusi dengan Direktur Lippo Group John Riady dan mendapat dukungan Lippo untuk pengembangan bisnis OVO ke depan.

“Kami berdiskusi mengenai pengembangan OVO ke depan. Pak John banyak memberikan masukan dan sangat suportif terhadap berbagai upaya pengembangan bisnis OVO," pungkas Karaniya.(*)

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait