URstyle

Liburan ke Bali? Yuk, Nostalgia Suasana Bali Tempo Dulu di Warung Nasi Tékor

Nunung Nasikhah, Senin, 30 Desember 2019 16.00 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Liburan ke Bali? Yuk, Nostalgia Suasana Bali Tempo Dulu di Warung Nasi Tékor
Image: Warung nasi tekor Bali. (denpasarkota.go.id)

Denpasar – Barangkali banyak dari kalian yang bosan dengan makanan kekinian. Ada baiknya bisa mencoba kuliner tradisional satu ini.

Ya, namanya warung nasi tékor, sebuah warung makan khas Bali yang berlokasi di jalan By Pass Ngurah Rai Tohpati, Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur, Kota Denpasar, Bali.

Warung yang buka dari jam 9 pagi sampai 6 sore ini berbeda dari warung-warung kebanyakan. Tempat makan satu ini katanya mampu membangkitkan nostalgia akan suasana Bali tempo dulu dengan segala kesederhanaannya, guys.

Tempatnya tak nampak mewah atau modern justry terlihat sangat sederhana dan natural. Bangunan dapur dan warungnya menjadi satu, berupa gubuk kecil dengan konstruksi kayu dan bamboo. Peralatan masaknya juga masih sangat tradisional.

Baca juga: Catat! Pantai Kuta Bakal Bebas Kendaraan Bermotor di Malam Tahun Baru

Bahkan tidak ada kompor. Yang ada hanya jalikan, tungku tradisional berbahan dasar tanah liat dengan kayu bakar di dalamnya.

Selain itu, ada pula beberapa patung-patung paras Bali nampak menghiasi sudut-sudut warung. Juga meja dan kursi sederhana berbahan dasar kayu daur ulang, tumpukan kayu bakar, bahkan kungkungan, sarang lebah dari batang pohon juga bisa kita jumpai di tempat ini.

Ditambah lagi dengan lampu-lampu kuno bergelantungan di antara tiang-tiang bamboo. Semakin kuat membangkitkan kenangan akan masa kecil dan suasana Bali puluhan tahun yang lalu.

Selain suasana dan tempatnya yang membangkitkan kenangan, hidangan yang ditawarkan di sini juga disajikan dalam tampilan yang tidak kalah menarik.

Baca juga: Nikmati Kelezatan Durian Sembari Berkeliling di Kampung Nglawungan Blora

Sesuai dengan namanya “nasi tékor”, sebagian besar hidangan utama yang kita nikmati di sini akan disajikan dalam wadah tékor.

Tékor sendiri merupakan sebutan dalam bahasa Bali untuk wadah makanan yang dibuat dari daun pisang yang dibentuk sedemikian rupa. Dalam bahasa Jawa wadah ini disebut dengan nama pincuk.

Seiring dengan berkembangnya zaman, penggunaan tékor sebagai wadah makan mulai hilang dan tergantikan dengan piring yang bisa dipakai berulang-ulang.

Namun, sensasi menikmati hidangan dalam wadah tékor tentunya memiliki kesan tersendiri yang tidak bisa digantikan.

Baca juga: Yuk, Intip Serunya Liburan Akhir Tahun di Banyuwangi ala Ridwan Kamil dan Keluarga!

Ragam hidangan yang ditawarkan di warung ini memang tak begitu banyak bahkan tidak ada daftar menu yang tersedia di meja.

Meskipun pilihan sajiannya sedikit, namun semua hidangan yang ditawarkan disini adalah hidangan-hidangan khas Bali yang mungkin sudah jarang bisa kita temui. Beberapa diantaranya seperti jukut gonda dan lawar biu batu.

Nasi tekor biasanya berisi lauk seperti lawar, sayur ares, telur base genep, kuah komoh, sambel mbe, dan beberapa jenis gorengan.

Kerennya, semua hidangan di warung ini tetap memiliki cita rasa yang lezat meskipun tanpa menggunakan MSG dan hanya mengandalkan kekuatan rasa dari base genep yang dipakai.

Baca juga: Mau Liburan Aman Meski Curah Hujan Tinggi? Ini Tipsnya

Soal harga jangan khawatir! Untuk hidangan utama di warung ini dibanderol dari harga Rp 10 ribu sampai Rp 20 ribu saja kok per porsinya.

Selain makan makanan berat, kalian juga bisa nongkrong sambil menikmati cemilan seperti pisang goreng dan ubi karamel ditemani segelas kopi atau teh hangat dalam cangkir-cangkir enamel klasik sembari menikmati kesederhanaan suasana warung tentunya.

Nah bagi kalian yang kangen akan suasana dan hidangan Bali tempo dulu, warung nasi tékor ini bisa menjadi pilihan yang tepat untuk menikmati makan siang bareng temen atau keluarga, guys.(*)

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait