URstyle

Liburan ke Banten, Cobain Hidup dan Belajar Ala Suku Baduy

Shelly Lisdya, Senin, 4 Oktober 2021 17.31 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Liburan ke Banten, Cobain Hidup dan Belajar Ala Suku Baduy
Image: Masyarakat Suku Baduy. Sumber: Humas Pemprov Banten

Jakarta - Suku dan budaya di Indonesia sangat beragam, tak jarang beberapa dari mereka menjadi destinasi yang wajib dijelajahi.

Salah satu wilayah yang memiliki potensi alam dan budaya yang menarik dan layak untuk dijelajahi adalah Banten. Selain memiliki kekayaan berupa sumber daya alam yang indah seperti pantai, gunung, dan perbukitan, Banten juga terkenal dengan Suku Baduy. 

Tak sedikit wisatawan domestik yang melakukan perjalanan untuk menjelajahi suku tersebut dan belajar tentang budaya mereka.

Kampung wisata Suku Baduy Banten yang terletak di Desa Cibeo Kabupaten Lebak ini merupakan wisata alam sekaligus budaya yang bisa kamu jelajahi ketika waktu liburan loh.

Berlibur di Suku Baduy

1633343325-tanah-baduy.jpegSumber: Tanah Suku Baduy. Sumber: Humas Pemprov Banten

Masyarakat Suku Baduy hidup dengan filosofinya sendiri sehingga wisatawan yang mengunjungi Suku Baduy harus menghormati dan menghargai peraturan adat di dalamnya dengan memasuki wilayah objek wisata Suku Baduy Banten ini tanpa membawa peralatan modern ke dalam ya guys.

Hal ini karena masyarakat Suku Baduy yang menganggap bahwa intervensi negara dan berbagai hal yang modern hanya akan mengganggu kelangsungan hidup alam yang ada di Baduy.

Pasalnya, daerah Baduy Dalam masih lebih alami dan asri dibandingkan dengan Baduy Luar. Kemdati demikian, kamu masih mendapatkan pemandangan yang sangat mewah dengan harga murah. 

Seperti misalnya sungai yang masih jernih dengan bukit dan pepohonan yang masih hijau menyatu dengan masyarakat Baduy sehingga kamu akan merasa heran melihat aktivitas dan kehidupan masyarakat Baduy yang terkesan tidak merasa kesulitan meskipun hidup tanpa uang sekalipun.

Dengan melihat kehidupan masyarakat Suku Baduy ini, kamu akan mengenal bagaimana kearifan lokal di suku pedalaman yang membuat kamu merasa rindu akan keindahan alam dan bersukur terhadap apa yang telah diberikan oleh Tuhan sebagai anugerah. 

Ini karena masyarakat Baduy sudah menyatu dengan alam semesta, maka kamu dilarang untuk membawa bahan-bahan kimia yang dianggap bisa merusak kebersihan alam di wilayah objek wisata Suku Baduy Banten tersebut.

Sebagai suku yang ada di negeri ini, kita bisa melihat lebih dekat dengan kebiasaan mereka. Bahkan kita pun bisa mencoba untuk menginap di kampungnya loh, menarik bukan?

Jika kamu ingin mengunjungi Suku Baduy, kamu hanya perlu berangkat ke Rangkasbitung dengan menggunakan kendaraan pribadi ataupun umum. Sesampainya di Rangkasbitung, kamu bisa melanjutkan perjalanan ke Ciboleger dengan menggunakan kendaraan omprengan. Setelah sampai di Ciboleger, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki dan akan tiba.

Mengenal Suku Baduy

1633343340-15664432429788.pngSumber: Masyarakat Suku Baduy. Sumber: Humas Pemprov Banten

Mengutip dari laman Dinas Pariwisata Provinsi Banten, Suku Baduy sendiri terdiri atas dua bagian, yaitu Suku Baduy Dalam dan Suku Baduy Luar. 

Suku Baduy Dalam merupakan suku yang masih sangat primordial dan menghindari penetrasi dengan kebudayaan modern dengan ciri khas berupa pakaian dan ikat kepala berwarna putih. 

Sementara itu, masyarakat Suku Baduy luar sudah mengenal kehidupan modern dengan ciri khas pakaian berwarna hitam dan ikat kepala berwarna biru. Namun secara general, masyarakat keduanya tetap berpegang teguh untuk tidak menggunakan alas kaki, teknologi yang terlalu modern, serta transportasi.

Hingga saat ini masyarakat Baduy tidak mempergunakan transportasi apapun dan hanya berjalan kaki untuk berpergian, mereka juga memilih tidak menggunakan alas kaki, tidak bepergian lebih dari sepekan ke luar Baduy, membangun segala kebutuhan seperti rumah, jembatan, dan lainnya dengan bantuan alam, memanfaatkan alam, dan untuk alam, serta memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papannya sendiri dengan menenun atau bercocok tanam.

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait