URguide

Love Yourself! Begini Cara Berhenti Jadi ‘People-Pleaser’

Naura Aufani Zalfa, Senin, 28 Maret 2022 18.22 | Waktu baca 4 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Love Yourself! Begini Cara Berhenti Jadi ‘People-Pleaser’
Image: Cara Berhenti Menjadi Seorang 'People-Pleaser' (freepik/nensuria)

Jakarta - ‘People-pleaser’ adalah orang yang melakukan apa saja untuk membuat orang lain bahagia dan senang. Meskipun bersikap baik dan suka membantu adalah hal yang baik, menjadi seorang ‘people-pleaser’ dapat membuat kamu merasa terkuras secara emosional, stres, dan cemas.

Terlebih, seorang ‘People-pleaser’ mungkin mengalami kesulitan dalam mengadvokasi diri mereka sendiri, yang akhirnya mengarah pada pola pengorbanan diri mereka sendiri.

Kamu harus tahu, Urbanreaders, ada sejumlah karakteristik yang cenderung dimiliki oleh people-pleaser, yaitu:

  • Kesulitan untuk mengatakan "tidak"
  • Sibuk dengan apa yang mungkin dipikirkan orang lain
  • Merasa bersalah ketika kamu mengatakan "tidak"
  • Jika menolak sesuatu, kamu takut orang akan berpikir kamu jahat atau egois.
  • Menyetujui hal-hal yang tidak kamu sukai atau melakukan hal-hal yang tidak ingin kamu lakukan.
  • Berjuang dengan perasaan rendah diri.
  • Sering mengatakan kepada orang-orang bahwa kamu menyesal.
  • Tidak memiliki waktu luang karena kamu selalu melakukan sesuatu untuk orang lain.
  • Mengabaikan kebutuhan kamu sendiri untuk melakukan sesuatu untuk orang lain.

Untuk berhenti menjadi ‘people-pleaser’, penting, loh, untuk memahami beberapa alasan mengapa kamu bersikap seperti ini. Nah, ada beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebabnya, antara lain:

- Harga Diri yang Buruk

Terkadang orang terlibat dalam perilaku seorang ‘people-pleaser’ karena mereka tidak menghargai keinginan dan kebutuhan mereka sendiri. Karena kurangnya kepercayaan diri, orang-orang ini membutuhkan validasi eksternal.

- Merasa Insecure

Dalam kasus lain, orang mungkin mencoba menyenangkan orang lain karena mereka khawatir orang lain tidak akan menyukainya jika mereka tidak berusaha keras untuk membuat mereka bahagia.

- Pengalaman Masa Lalu

Pengalaman yang menyakitkan, sulit, atau traumatis mungkin juga menjadi penyebabnya. Misalnya, orang yang pernah mengalami pelecehan, mungkin mencoba menyenangkan orang lain dan bersikap semenyenangkan mungkin untuk menghindari pemicu perilaku kasar dari orang lain.

- Motivasi Membantu Orang

Motivasi untuk membantu orang lain terkadang bisa menjadi bentuk altruisme. Seseorang mungkin benar-benar ingin memastikan bahwa orang lain mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan. Dalam kasus lain, menyenangkan orang bisa menjadi cara untuk merasa divalidasi atau disukai. Dengan memastikan bahwa orang-orang bahagia, mereka merasa seolah-olah berguna dan dihargai.

Lalu bagaimana untuk berhenti menjadi ‘people-pleaser’?

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait