URtrending

Maggot, Larva Lalat yang Digunakan untuk Mengolah Sampah Organik di Bandung

Citra Resmi , Minggu, 12 Januari 2020 16.00 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Maggot, Larva Lalat yang Digunakan untuk Mengolah Sampah Organik di Bandung
Image: Maggot. (Pixabay)

Bandung - Sebelumnya, Urbanasia pernah membahas soal penggunaan Maggot larva lalat sebagi bagian dari pengelolaan sampah organik di Bandung.

Dilansir dari Humas Bandung, Pemkot Bandung berencana buat memprioritaskan penggunaan maggot dan teknik biopori vertikal dalam pengelolaan sampah organik.

Kedua metote ini dinilai paling banyak memberikan manfaat dan elatif mudak diimplementasikan.

Lalu, apa sih Maggot dan bagaimana kegunaan larva lalat ini bagi pengelolaan sampah organik? Buat kamu yang penasaran, apa dan gimana sih wujud maggot ini, yuk kita kenalan terlebih dahulu!

Mengapa Pemkot Bandung kini beralih menggunakan Maggot untuk penglolaan sampah? Jawabannya ternyata larva lalat satu ini memiliki banyak manfaat, lho.

Baca juga: Warga Bandung Bisa Nikmati Layanan Angkut Sampah Gratis lho, Ini Caranya!

Maggot atau belatung merupakan larva dari lalat Black Soldier Fly (Hermetia Illucens, Stratimydae, Diptera) atau BSF. Perbedaan BSF dengan lalat biasa adalah ukuran lebih panjang dan besar. Namun bedanya, BSF nggak menularkan bakteri, penyakit atau bahkan kuman pada manusia.

Sama seperti belatung kebanyakan, maggot ini memiliki kegunaan ekologis dalam proses dekomposisi bahan organik. Maggot pada dasarnya mengonsumsi sayuran dan buah.

Bukan hanya yang segar, namun juga sampah sayuran dan buah. Nah, hal ini lah yang menjadikan maggot cocok digunakan dalam pengolahan sampah organik.

Menariknya, sebanyak 10.000 maggot dapat menghabiskan 1 kg sampah organik dalam waktu 24 jam. Selain itu maggot juga ternyata sangat cepat berkembangbiak.

Baca juga: Tahun 2020, Bandung Jadi Kota Sehat Bebas Asap Rokok

Nggak hanya bermanfaat buat mereduksi sampah organik, maggot ternyata memiliki nilai ekonomis. Maggot bisa jadi sumber pakan ternak serta menjadi pupuk. Larva lalat satu ini juga mengandung protein tinggi hingga memiliki kandungan gizi yang baik untuk ikan serta unggas.

FYI kadar protein maggot sekitar 43% jika dalam keadaan utuh, sedangkan jika sudah menjadi pelet kadar proteinnya antara 30% sampai 40%. Maggot juga memiliki waktu menetas yang cukup cepat sekitar 17 hari.

Keuntungan lain, pakan ternak dan pupuk yang dihasilkan dari maggot sangat cocok untuk peternakan dan pertanian organik. Secara keseluruhan, penggunaan maggot bisa menekan penggunaan pakan dan pupuk berbahan kimia.

Nah, banyak banget kan keuntungan jika menggunakan maggot ini? Meski nampak menggelikan, maggot ternyata punya banyak manfaat!

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait