URtrending

Makam Keturunan Raja dan Pengawal Majapahit Bakal Ditetapkan Sebagai Cagar Budaya

Nunung Nasikhah, Selasa, 28 Januari 2020 14.00 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Makam Keturunan Raja dan Pengawal Majapahit Bakal Ditetapkan Sebagai Cagar Budaya
Image: Camat Wonokromo, Tomi Ardianto (kanan) saat meninjau lokasi bersama juru kunci makam. (Humas Pemkot Surabaya) Foto 2: Kompleks Pemakaman Ki Ageng Pengging (Humas Pemkot Surabaya)

Surabaya – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bakal menambah situs cagar budaya di wilayahnya. Salah satunya adalah kompleks makam Ki Ageng Pengging yang berada di Jalan Ngagel No. 87 Surabaya.

Alasan diangkatnya kompleks pemakaman ini, karena Ki Ageng Pengging diduga masih memiliki relasi keturunan dengan Prabu Brawijaya V, keturunan terakhir Raja Majapahit (1464-1478 masehi).

Selain itu, di dalam area seluas 20×20 meter ini juga berisi makam para pengawal Kerajaan Majapahit.

Saat ini sudah 16 makam yang tercatat di dalam kompleks pemakaman tersebut. Yakni, Ki Ageng Pengging, Mbah Endang, Mbah Wali Peking, Mbah Aji Rogo, Mbah Wongso, Mbah Prabu, Mbah Purbo, dan Mbah Suro Kuning.

Baca juga: Benteng 10 November Surabaya Bakal Jadi Cagar Budaya

Lalu Mbah Boyo, Mbah Ronggo, Mbah Moh. Kojin, Mbah Saleh, Mbah Ibrahim, Mbah Sapu Jagat, Mbah Sigit dan Mbah Kadal Buntung. Sedangkan 12 makam lainnya, masih belum diketahui sejarahnya.

Menurut Mashuri, orang yang diberi mandat oleh ahli waris sebagai juru kunci kompleks pemakaman Ki Ageng Pengging ini, dalam sejarah makam, nama-nama yang tertulis di batu nisan adalah nama kiasan. Atau dalam istilah jawa pewayangan disebut ‘samar’.

“Pengging adalah wilayah, nama sebenarnya Kebo Kenongo (Ayah dari Joko Tingkir). Sedangkan nama-nama di luar punden, adalah orang-orang pelindung kerajaan atau disebut juga prajurit,” ujar Mashuri yang telah menjaga pemakaman selama 7 tahun, dilansir dari Humas Pemkot Surabaya.

Menurut Camat Wonokromo, Tomi Ardianto, ide pengangkatan menjadi cagar budaya ini berawal dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang beberapa kali melihat kompleks pemakaman tersebut.

Baca juga: Sukses Bertemakan Jepang, Hi Market Surabaya Bakal Bawa Budaya Hawaii

Setelah itu, pihak kecamatan mendapat instruksi untuk melakukan survey dan mencari informasi mengenai lokasi tersebut.

“Setelah kita survey bersama Ibu Lurah Ngagel dan bertemu dengan juru kunci makam, ternyata ada Makam Ki Ageng Pengging di situ,” tandas Tomi.

“Kondisinya waktu kita survey, pohonnya masih rimbun dan banyak dedaunan. Akhirnya kemudian kita lakukan kerja bakti bersama,” imbuhnya.

text Kompleks Pemakaman Ki Ageng Pengging. (Humas Pemkot Surabaya)

Setelahnya, Pemkot Surabaya kemudian menggadakan rapat pertemuan dengan ahli waris atau pemilik persil bersama pakar sejarah.

Pihak keluarga atau ahli waris menyambut baik rencana pemkot menjadikan kompleks pemakaman itu sebagai cagar budaya. Bahkan, ahli waris juga siap menghibahkan persil tersebut kepada Pemkot Surabaya.

Baca juga: Keren! Bandung Bakal Punya Pusat Kebudayaan Tionghoa, Guys

“Pihak keluarga menyambut baik dan bersedia menghibahkan. Mereka juga menyetujui jika kompleks makam itu dijadikan cagar budaya. Ini sudah proses berjalan renovasi, jadi beberapa mulai diperbaiki, seperti atap dan akses jalan,” tegas Tomi.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti mengatakan, sebelum kompleks pemakaman itu ditetapkan sebagai cagar budaya, Pemkot harus mengumpulkan berkas-berkas sebagai pendukung. Untuk itu, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan ahli waris dan pakar sejarah.

“Kalau dihibahkan kan kita butuh berkas-berkas pendukung untuk kemudian kita jadikan cagar budaya. Kita komunikasikan terus dengan pihak ahli waris,” pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait